Lihat ke Halaman Asli

Airani Listia

TERVERIFIKASI

Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Kasus Polio Kembali Masuk Indonesia, Jangan Sepelekan Pentingnya Imunisasi Anak

Diperbarui: 19 Januari 2024   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pemberian imunisasi anak I sumber: pexels.com/CDC

Apakah kamu sudah mendengar kabar terbaru mengenai virus polio? Saya sangat terkejut ketika mendapatkan kabar bahwa beberapa anak di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengidap lumpuh layu akut akibat virus polio. Padahal sejak akhir Maret 2014 menurut berita sehatnegeriku.kemkes.go.id (28/03/2014), Indonesia menjadi satu dari sebelas negara South East Asia Regional Office (SEARO) yang menerima sertifikat Bebas Polio dari WHO.

Fakta dari BBC News Indonesia (13/01/2024), menyatakan bahwa tiga anak di Jawa Timur dan Jawa Tengah dilaporkan mengalami lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe 2. Kasus tersebut ditemukan pada November - Desember 2023 dari keterangan Kementerian Kesehatan. Tiga kasus anak menderita polio berada di Klaten, Jawa Tengah; juga di Sampang dan Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Duh, bagaimana anak Indonesia bisa mengalami penyakit polio kembali setelah sekian lama? Apa penyebabnya? Dan sepenting apakah imunisasi polio bagi anak?

Penyebab anak terjangkit polio

Dirjen P2P Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, dari 30 sampel anak di Sampang, Madura, didapatkan sembilan anak positif VDVP Tipe 2 (virus polio vaksin atau sabin yang bermutasi) tanpa gejala. Sedangkan tanggal 18 Desember 2023, Dinkes Klaten dan Puskesmas Manisrenggo mengambil 30 sampel dari 200 rumah yang dilakukan kunjungan untuk pemeriksaan lebih lanjut pada teman sekolah dan tetangga anak yang terjangkit polio di Klaten. Hasil dari pemeriksaan tersebut menyatakan negatif.

Dalam berita lebih lanjut BBC News Indonesia (13/01/2024), setelah dilakukan penelusuran oleh Tim Kemenkes, WHO, beberapa lembaga dengan investasi dan penyelidikan epidemiologi (PE). Ternyata anak yang mengalami polio di Klaten, Jawa Tengah sempat berada di Sampang, Madura selama 1,5 bulan periode September - November 2023. Jadi, kemungkinan penularan polio bukan dari Klaten.

Nah, sekarang pertanyaannya, apa yang menyebabkan ketiga anak tersebut menderita lumpuh layu akut karena virus polio? Nyatanya, anak yang mengalami kasus polio di Klaten hanya menerima imunisasi polio tetes (OPV) dua kali, padahal usianya sudah enam tahun. Untuk kasus kedua imunisasi lengkap, tetapi anak mengalami malnutrisi. Kasus ketiga, anak sudah mendapatkan imunisasi polio tetes empat kali (OPV4) dan satu kali imunisasi polio suntik (IPV).

Kembali ditemukan fakta dari BBC News Indonesia, cakupan pemberian vaksin polio oral empat dosis (OPV4) tahun 2020 rata-rata hanya 86,8%, cukup rendah dari target nasional 95%. Kemudian tahun 2021, cakupan OPV4 semakin menurun menjadi 80,2%. Vaksin polio suntik (IPV), walaupun terdapat peningkatan yaitu dari 37,7% (2020) menjadi 66,2% (2021), ini termasuk masih diangka yang rendah.

Artinya, salah satu penyebab terjangkitnya polio pada anak adalah kemungkinan imunisasi yang tidak lengkap. Kita ketahui bahwa anak seharusnya minimal mendapatkan imunisasi polio dasar yaitu empat kali imunisasi polio tetes (OPV) dan dua kali imunisasi polio suntik (IPV).

Pandemi Covid-19 juga sangat mempengaruhi perilaku dan kebiasaan masyarakat Indonesia pada 2020 - 2021. Banyak bayi di Indonesia mengalami keterlambatan pemberian imunisasi, bahkan tidak mendapatkan imunisasi yang sangat penting bagi kekebalan tubuh mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline