Lihat ke Halaman Asli

Airani Listia

TERVERIFIKASI

Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Hari Ayah Nasional, Seberapa Penting Peran Ayah dalam Keluarga?

Diperbarui: 13 November 2023   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kedekatan ayah dan anak I sumber : pexels.com/Tatiana Syrikova

Semua orang selalu mengingat Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember, tetapi pernahkah kamu mengetahui tentang Hari Ayah Nasional? Mungkin tidak semua orang tahu, bahwa 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Saya pun baru mengetahuinya beberapa tahun terakhir.

Ayah merupakan sosok yang kita kenal tegas, tetapi selalu ada untuk anak. Selalu mengusahakan yang terbaik untuk sang buah hati tercinta, walau harus bekerja keras sampai keringat mengalir. Mereka tidak pernah peduli diri sendiri, selalu mengutamakan keluarga, terutama anak.

Akan ada banyak cerita dalam keluarga. Cerita dengan berbagai rasa, sedih, senang, lucu, dan kecewa. Semua punya makna dalam kehidupan kita, termasuk kisah bersama ayah, dan peranan penting ayah dalam keluarga. Apakah kamu mau mendengar sedikit ceritanya?

Kisah bersama ayah

Saya termasuk anak perempuan yang lebih dekat dengan ayah daripada ibu. Bayangkan saja, saat naik ke kelas 3 SD, saya pindah ke rumah nenek bersama ayah dan adik pertama. Hampir 15 tahun tinggal bersama ayah di desa untuk menemani nenek. Sedangkan ibu dan adik-adik lain, tinggal di Jakarta karena harus bekerja sebagai guru di salah satu SMP.

Kedekatan yang terjalin erat dengan ayah, membuat saya tak pernah sungkan bercerita banyak hal padanya. Sejak masa kecil hingga remaja, saya selalu menjadi anak ayah. Kalau diingat, banyak sekali pengorbanan yang telah dilakukan oleh ayah pada saya dan adik.

Saat saya duduk di kelas 2 SMA, sudah tidak ada lagi kendaraan umum masuk ke desa karena banyak penduduk yang sudah memiliki motor pribadi. Hanya tersisa anak sekolah, yang membayar sopir bus dengan harga seribu rupiah, dan itu sangat murah. Sehingga banyak sopir bus merugi, memilih tak lagi masuk ke jalur desa saya.

Ketiadaan bus di dalam desa, membuat saya kesulitan untuk berangkat atau pulang sekolah. Waktu itu ayah sudah ada motor, tetapi ayah merelakan motornya dikendarai saya dan teman untuk bersekolah. Ayah tidak bisa menjemput saya karena pulang kerja di malam hari, kebetulan saya juga tidak bisa mengendarai motor. Jadi, saya sering bersekolah bersama teman menggunakan motor ayah.

Setiap tiga hari dalam seminggu, ayah selalu berangkat kerja menggunakan sepeda onthel almarhum kakek. Padahal, jarak rumah ke kantor ayah lebih jauh dari sekolah saya. Tidak jarang ayah harus berjalan kaki, saat sepedanya rusak. Ini hanya pengorbanan kecil, banyak pengorbanan besar yang dilakukan oleh ayah untuk anaknya.

Ada juga hal lucu ketika saya masuk ke usia remaja. Saya dengan rasa penasaran, selalu bertanya banyak hal pada ayah. Yang seharusnya, hanya ibu yang bisa menjawab pertanyaan itu karena berhubungan dengan tumbuh kembang seorang perempuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline