Ada satu berita yang datang dari Tangerang Selatan, membuat saya cukup syok. Berita itu datang dari kompas.com pada 27 Juni 2023, sudah hampir seminggu lebih berita itu terbit. Namun, masih viral dan populer di dunia maya.
Berita mengenai orangtua yang menganiaya anak balitanya sendiri karena kesal dengan keterlambatan berbicara yang dialami anak. Speech delay adalah penyebab utama balita tidak bersalah itu harus tewas di tangan orangtuanya.
Diketahui bahwa penganiyaan dilakukan oleh ibu kandung dan ayah tiri balita tersebut. Padahal, balita itu baru berusia empat tahun, dan baru saja tiga bulan tinggal bersama ibu kandungnya sendiri. Dari keterangan tetangga, anak itu sebelumnya tinggal dengan ayahnya. Sesuai informasi pada berita kompas.com 26 Juni 2023.
Korban tewas sangat memprihatinkan. Kondisi balita itu penuh luka bakar, lengan kanan mengalami patah tulang. Akhirnya, korban meninggal di RSU Kota Tangerang Selatan.
Tidak hanya satu berita, tetapi ada banyak berita mengenai kekerasan yang dilakukan orangtua pada anaknya sendiri. Seperti kasus suami yang tega membakar istri dan kedua anaknya, akibat pertengkaran suami istri di Jakarta Timur.
Di sini, saya melihat begitu dahsyatnya dampak emosi yang dialami orangtua. Maka, sangat penting bagi kita para orangtua, mengetahui cara mengelola emosi. Bagaimana cara mengelola emosi yang tepat?
Menjauh dari anak sementara waktu
Tidak perlu melihat jauh, saya juga pernah merasakan emosi. Apalagi, anak saya sangat aktif, sehingga membuat saya cukup kesulitan untuk memberitahunya.
Ada cara yang bisa saya lakukan, ketika emosi mulai datang. Saya akan menjauh dari anak sementara waktu saat mulai terasa ingin marah. Dengan syarat, memastikan kondisi anak benar-benar aman untuk ditinggalkan sementara.