Menurut Kotter (2011), Manajemen Perubahan adalah suatu pendekatan untuk mengubah individu, tim, dan organisasi kepada kondisi masa depan yang diinginkan.
Setiap perusahaan pasti perlu melakukan yang namanya perubahan. Bahkan seseorang pun juga perlu melakukan perubahan dalam hidupnya jika ingin bertahan hidup di dunia ini. Jika seseorang tidak melakukan perubahan dalam hidupnya, maka ia tidak akan pernah maju. Begitu pula dengan perusahaan, jika suatu perusahaan tidak melakukan perubahan, maka perusahaan tersebut tidak akan maju atau bahkan bisa mengalami kebangkrutan.
Perubahan sendiri berfungsi agar kita tidak berhenti dan stuck di satu tempat saja, melainkan kita dapat berpindah ke tempat lain di mana tempat tersebut memiliki peluang untuk membawa kita ke arah yang lebih maju bagi masa depan kita. Pada intinya, perubahan bertujuan membawa kita pada masa depan yang lebih baik.
Setelah kita setuju dengan adanya perubahan, maka ada pro dan kontra yang sering timbul di masyarakat. Pro dan kontra tersebut adalah, apakah perubahan itu harus perubahan secara permanen atau perubahan sementara/temporer? Hal ini merupakan pro dan kontra yang cukup kuat kehadirannya di tengah-tengah perusahaan. Mari kita bahas lebih jauh mengenai kedua hal tersebut.
Pertama, perubahan secara permanen mungkin dapat diartikan baik karena orang berpikir "wah perusahaan ini sistemnya sudah berubah, semoga selamanya deh". Hal tersebut biasanya terjadi ketika perusahaan sudah lama berada dalam "keterpurukan" atau "kekelaman". Jadi, ketika perusahaan tersebut melakukan perubahan, maka sebagian orang (baik dari internal atau eksternal perusahaan) pasti mengharapkan bahwa perubahan tersebut dapat berlangsung lama atau bahkan selamanya.
Namun kenyataannya adalah, perubahan selamanya malah bisa menjadi boomerang bagi perusahaan itu sendiri dan perusahaan juga yang nantinya akan pusing ketika harus dihadapkan dengan perubahan yang memang harus dilakukan pada lain waktu, namun terlanjur terikat dengan perubahan permanen yang sudah dibuat sebelumnya. Baik individu maupun perusahaan harus beradaptasi dan fleksibel serta siap dengan adanya perubahan yang terjadi di masyarakat bahkan di dunia. Itulah sebabnya perubahan secara temporer lebih tepat dibandingkan dengan perubahan permanen.
Ketika suatu perusahaan atau tim merubah pola atau sistem kerjanya secara temporer, maka ketika mereka menghadapi suatu tantangan baru atau perubahan dalam masyarakat, mereka dapat melakukan perubahan lagi mengikuti apa yang sedang terjadi di masyarakat. Mereka tidak perlu pusing dengan perubahan yang mereka buat sebelumnya karena perubahan tersebut merupakan perubahan temporer. Itulah keunggulan perubahan temporer jika dibandingkan dengan perubahan permanen.
Kembali lagi bahwa pemimpin merupakan seseorang yang memiliki peran penting untuk memastikan bahwa perusahaan dan anggota timnya dapat melakukan perubahan sesuai kebutuhan, baik dalam menghadapi ancaman, melihat peluang, ataupun perubahan dalam lingkungan. Tentunya hal itu disertai juga dengan bantuan dari anggota tim yang memiliki motivasi tinggi dalam menciptakan perubahan demi masa depan.
Dalam membawa perubahan, seorang pemimpin harus memiliki keberanian. Keberanian dalam segala hal, baik dalam mengambil keputusan, menentukan target, dan lain-lain. Pemimpin juga harus percaya kepada kemampuan yang dimiliki oleh para anggota timnya, juga terhadap tanggung jawab yang telah dibebankan kepada anggota timnya. Yang paling penting adalah, pemimpin tersebut memiliki visi yang jelas bagi masa depan perusahaan dan membagikannya kepada anggota timnya.
Setelah membaca penjelasan di atas, semoga para pembaca semakin mengerti perbedaan perubahan permanen dan temporer, serta tidak salah dalam mengaplikasikannya ke dalam kehidupan pembaca sekalian.