Assalamualaikum Wr. Wb.
Kembali lagi Bersama saya, Mochammad Ainur Rozikin mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, disini saya akan membuat artikel untuk teman saya Cimeng.
Mochammad Nizar Abdillah atau yang biasa dipanggil cimeng, merupakan lelaki perjaka kelahiran Malang pada tanggal 5 April 2003. Ia merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Ia memiliki kakak perempuan yang pintar dalam berbisnis, tapi sayang ilmunya nggak nurun ke cimeng. Ia memiliki orang tua yang sangat -- sangat baik. Ketika aku menginap di rumahnya selalu disuguhi makanan yang enak, walaupun sudah menolak tapi tetap dimasakin. Kakaknya saat ini juga sedang menempuh masa kuliah di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Ia mengawali masa studinya mulai dari Taman Kanak -- kanak Nahdlatul Ulama di Ketawanggede, dari kecil aja udah jelas kalo ini anak calon imam yang istimewa. Lalu melanjutkan masa Sekolah Dasar di Brawijaya Smart School, sekolah yang bisa dibilang memiliki kualitas yang unggul. Lalu melanjutkan studinya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Malang, di SMP itu ada teman Nizar yang pada saat SMK menjadi temenku satu SMK di salah satu SMK daerah Sawojajar. Katanya, mereka dulu teman dekat, suka ngopi bareng di daerah belakang Universitas Negeri Malang.
Ia melanjutkan masa Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 8 Malang atau biasa disebut Smarihasta, SMA yang prestasi olahraganya tidak perlu diragukan lagi, tapi akademiknya juga nggak kalah bagus. Nizar di masa SMA ikut tergabung dalam tim Futsal Smarihasta. Ia berposisi sebagai kiper, posisi yang sangat jarang dikuasai oleh sebagian besar orang. Banyak prestasi yang sudah didapat Nizar semasa bergabung bersama tim futsal Smarihasta. Ia masuk ke jurusan IPS di masa SMA nya.
Lalu melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tepatnya Jurusan Perbankan Syariah, yang akhirnya menjadi teman sekelasku di sini. Awal pertemuan kami disaat kami berdua ditunjuk Iqbal untuk mengikuti lomba Business Plan yang diadakan Sahabat Pendamping PBS, karena jika tidak ada yang ikut maka sertifikat ospek jurusan tidak diturunkan, bilangnya sih gitu. Kami berkumpul di Cak Ril Kopi tepatnya di belakang kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Disitu kami berbincang -- bincang sambal menikmati kopi selagi membahas konsep apa yang akan dibuat dalam Business Plan tersebut.
Akhirnya kami membuat ide yang bisa dibilang aneh, yaitu Banking Cloth, usaha untuk membuat baju -- baju yang terkait dengan Perbankan Indonesia. Setelah dari pertemuan itu kami pun semakin sering berinteraksi, mulai dari berbagi tugas dan ngopi bareng. Sewaktu ada surat kuliah sudah bisa masuk secara luring, aku masuk ke mahad sedangkan Nizar tidak tetapi rumahnya sangat dekat dengan kampus.
Di saat bosan di asrama dan tidak ada kegiatan, aku sering menghubungi Nizar untuk meminta jemput untuk pergi bermain atau ngopi bersamanya. Kami sering pergi bermain di daerah -- daerah Malang baik itu saran dari teman -- teman lain dan juga kadang dari yang keluar di fyp tiktok. Tempat pertama dulu kami bermain yaitu di Bedengan daerah Dau yang letaknya tidak jauh dari kampus, mungkin tidak sampai 30 menit untuk sampai kesana. Saat itu kami hanya berdua saja kesana, niat awal ingin ngopi disana, rupanya warung disana tidak boleh duduk lama -- lama karena masih copid eh covid. Akhirnya kami membeli kopi botolan dan naik keatas dan santai -- santai diatas batu besar di tepi sungai. Seminggu kemudian, kami pergi kesana lagi, tetapi tambah 1 personil lagi yaitu fariz, tentu saja dengan cenglu (gonceng telu). Sampai disana kami bertiga hanya menyelupkan kaki ke air sungai, tapi karena bosan kami pun memutuskan untuk berenang. Airnya sangat dingin, dikarenakan memang air yang langsung dari sumber. Setelah berenang kami langsung makan di warung yang ad di area bedengan.
Selang beberapa minggu kami bertiga mengagendakan untuk pergi bermain lagi, kali ini tujuan kami yaitu Kebun Teh Wonosari, kali ini kami bertambah 1 personil lagi menjadi 4 orang, yaitu Anan si anak pak Kyai. Perjalanan sekitaran 1 jam setengah an, setibanya di kebun teh wonosari kami mendapatkan masing -- masing segelas teh hangat dari pengelola wisata. Disaat ingin pulang, ada kejadian apes yang menimpa, yaitu Anan kehilangan kunci motornya yang membuat kami bingung. Setelah lama mencari dan kehujanan, kami pun memutuskan untuk mencari tukang kunci, untungnya jalan menuju tempat tukang kunci itu menurun sehingga tidak perlu capek -- capek menuntun motor. Setelah selasai membuat kunci kami langsung bergegas pulang kembali ke mahad, dan sampai pada saat sore hari.
Terakhir, sebelum aku boyong alias keluar dari mahad dan pulang ke kota asal yaitu Lumajang, kami pergi bermain ke Pantai Kondang Merak. Disini kami berempat dengan personil aku, Nizar, Fariz, dan Iqbal. Malamnya kami memutuskan untuk tidur di rumah Nizar agar mudah ketika berangkat pada esok paginya, tapi yang terjadi kami malah begadang dan mengerjakan tugas kelompok yang deadline nya jam 7 paginya. Selesai mengerjakan sekitar jam setengah 2 pagi kami langsung bergegas tidur. Tiba di keesokan harinya, kami bergegas berangkat ke tujuan. Perjalanannya lumayan cukup jauh karena kami tempuh selama 2 jam lebih untuk sampai kesana. Disana kami berenang dan berfoto-foto. Setelah capek kamipun pulang, dan keesokan harinya aku pulang ke Lumajang. Tamat, Selesai, Wassalamualaikum Wr. Wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H