Kurikulum Merdeka merupakan langkah revolusioner bidang pendidikan di Indonesia untuk mengatasi learning loss yang dialami oleh siswa akibat Pandemi Covid-19. Prinsip Kurikulum Merdeka berfokus pada materi esensial memberikan guru fleksibilitas dalam menggunakan berbagai perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik peserta didik.
Kurikulum merdeka memperkenalkan inovasi pembelajaran yaitu Teaching at The Right Level (TaRL) merupakan suatu pendekatan yang dikenal efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca dasar dan aritmatika anak sekolah dasar. Perlu adanya sosialisasi untuk menyalurkan informasi mengenai inovasi tersebut, terutama di Magetan-Jawa Timur.
Dilansir dari laman Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magetan, sosialisasi kurikulum merdeka yang dilakukan Maret tahun 2022 lalu oleh Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magetan baru menyasar 40 orang guru. Pada faktanya, mayoritas guru masih belum begitu paham bagaimana mengimplementasikan kurikulum merdeka maupun penerapan pendekatan TaRL di kelas.
Secara spesifik, guru matematika di Magetan belum mendapatkan contoh praktik melakukan asesmen awal pembelajaran, pembagian level kognitif siswa, hingga cara penyusunan lembar kerja yang sesuai agar mampu mendukung kemampuan siswa.
Berawal dari permasalahan tersebut salah satu tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Surabaya yakni Dini Kinati Fardah, S.Pd.Si., M.Pd. selaku ketua dengan anggota Prof. Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd dan Abdul Haris Rosyidi, S.Pd., M.Pd. tergerak bekerja sama dengan Bapak/Ibu Guru anggota MGMP Matematika Magetan selaku mitra untuk memberikan pelatihan "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) Bagi Guru Matematika di Magetan".
Pelatihan yang diselenggarakan pada Sabtu, 22 Juli 2023 bertujuan supaya guru matematika di Magetan mendapatkan contoh pembuatan asesmen awal pembelajaran lengkap dengan modul ajar untuk tiap-tiap level kognitif, sehingga dapat menyusun mandiri perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan TaRL.
Antusias peserta mengikuti pelatihan ini cukup tinggi. Hal tersebut terlihat sejak peserta melakukan registrasi dengan tertib dan tepat waktu, peserta juga nampak bersemangat mendengarkan sambutan dari tim PKM Unesa. Pelatihan diawali dengan penjelasan konsep TaRL agar terjadi persamaan persepsi atau menghindari miskonsepsi pemahaman materi.
Tahap selanjutnya ialah modelling (pemberian contoh) perangkat pembelajaran dengan pendekatan TaRL untuk memberikan gambaran awal yang nyata bagi peserta. Lalu peserta diarahkan untuk melakukan workshop (mencoba) secara langsung untuk pemahaman lebih lanjut tentang penyusunan perangkat pembelajaran yang telah dicontohkan.
Kegiatan terakhir ialah diskusi hasil, peserta melakukan tanya jawab tentang perangkat pembelajaran, terlihat peserta aktif bertanya dan bertukar pendapat tentang cara penyusunan perangkat pembelajaran dengan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL).
Seluruh prosesi pelatihan terlaksana dengan lancar dan tertib. Dilanjutkan pengambilan foto bersama dan Tim PKM Unesa mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta dan pihak yang terlibat karena turut mensukseskan acara ini.