Qatar dipilih menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2022, Qatar merupakan salah satu negara di dunia yang menentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Abdullah Al Nasari, Kepala Keamanan Piala Dunia 2022 mengharamkan simbol maupun bentuk kampanye lain dari kelompok LGBT di Qatar.
Al Nasari mengungkapkan akan melakukan tindakan jika simbol terkait LGBT muncul di studion saat pertandingan Piala Dunia berlangsung. Pendukung Timnas Wales menyatakan kekecewaanya di akun Twitternya usai panitia menyita atribut topi pelangi saat ingin memasuki stadion. Selain itu juga dikutip dari PA News, seorang supporter AS diancam oleh seorang pria yang merupakan suporter Qatar terkait sikap mendukung LGBT di Piala Dunia 2022.
Timnas Inggris menjadi tim pertama yang menyuarakan keprihatinan mereka atas masalah LGBT yang ditentang keras di Qatar. Selain Inggris ada negara Wales, Jerman, dan Denmark yang tetap ngotot memakai ban kapten pelangi sebagai bentuk dukungan terhadap LGBT. Dalam laporan The Guardian, kapten timnas Inggris Harry Kane dan kapten Wales Gareth Bale ingin tetap memakai ban kapten pelangi.
Namun rencana tersebut buyar lantaran ada ancaman hukuman kartu kuning kepada kapten yang mengenakan ban pelangi tersebut. Pelatih Wales, Robert Page mengecam FIFA saat mencurahkan kemarahannya kepada ITV. Page tidak senang dengan tindakan FIFA selaku otoritas tertinggi sepak bola di dunia. Sebagai gantinya kapten Wales Gareth Bale memakai ban kapten yang bertuliskan "tidak ada diskriminasi" seperti yang dipakai kapten tim negara lain di Piala Dunia 2022.
Pada tanggal 30 November 2022 Mentri Energi Qatar, Saad Sherida Al-Kaabi, mengatakan komunitas LGBT kini bisa datang ke Piala Dunia 2022. "Jika mereka ingin berkunjung ke Qatar, kami taka ada masalah dengan itu" ujar Al-Kaabi seperti dikutip Reuters.
"Jika anda ingin mengubah saya maka saya akan bilang bahwa saya meyakini LGBTQ, bahwa keluarga saya harus menjadi LGBTQ di negara saya, bahwa saya mengubah hukum saya dan hukum Islam untuk memuaskan Barat, maka ini tidak dapat diterima" ujarnya. Mentri Energi itu juga mengatakan negara Barat ingin mendikte Qatar dan melakukan apa yang mereka mau, salah satunya adalah melegalisasi LGBT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H