Menurut UNESCO, Indonesia berada di peringkat kedua terbawah dalam literasi, dengan hanya 0,001% masyarakat yang memiliki minat baca.
Artinya, dari 1000 orang, hanya ada 1 yang memiliki minat membaca. Rendahnya literasi di Indonesia ini erat kaitannya dengan kecanduan gadged yang melanda masyarakat, terutama anak-anak.
Mengenalkan literasi pada anak dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menstimulasi interaksi verbal, memperkaya kosa-kata, dan menambah wawasan baru.
Mengajarkan literasi pada anak tidak hanya melalui buku cerita atau pun buku dengan gambar menarik yang sesuai dengan usia dan minat mereka.
Namun banyak cara kreatif dan unik untuk mendorong literasi pada anak. Literasi adalah keterampilan atau kemampuan yang mencakup membaca, menulis, dan berbicara.
Keterampilan tersebut sangat penting dimiliki setiap anak, kemampuan literasi yang baik dapat bermanfaat untuk memahami informasi dan dapat menyaring informasi.
Dilansir dari CNBC Indonesia, kecanduan gadget masyarakat Indonesia berada di posisi puncak dunia dengan durasi paling lama mencapai 5,7 jam per hari dan hampir setengah dari anak usia dini di Indonesia sudah menggunakan gadget.
Berdasarkan data tersebut, mahasiswa PPG Prajabatan Bahasa Indonesia Gelombang 1 Tahun 2024 dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang tergabung dalam kelompok Projek Kepemimpinan menciptakan suatu projek perubahan untuk meningkatkan literasi pada anak.
Sumber Pribadi