Lihat ke Halaman Asli

Inovasi UNNES GIAT, Ubah Kotoran Sapi menjadi Biogas sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Margosari

Diperbarui: 13 Agustus 2024   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN UNNES GIAT 9 Adakan Sosialisasi Pe,nuatam Biogas di Desa Margosari pada Jumat (09/08/2024) (Dok. Tim KKN GIAT 9 Desa Margosari)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unnes Giat 9 Desa Margosari telah melaksanakan program kerja inovatif di Dusun Pagendingan, Desa Margosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, dengan fokus pada pelaku usaha peternakan dan pertanian. Desa Margosari, khususnya Dusun Pagendingan, merupakan wilayah yang didominasi oleh peternak sapi. Namun, banyak peternak yang belum memanfaatkan limbah kotoran sapi secara optimal, yang dapat menimbulkan permasalahan lingkungan seperti polusi udara dan potensi gangguan kesehatan masyarakat.

Untuk mengatasi masalah ini, Mahasiswa KKN Unnes Giat 9 memperkenalkan pemanfaatan limbah kotoran sapi sebagai biogas dan pupuk organik. Program ini bertujuan untuk menghidupkan kembali pembuatan biogas di Desa Margosari setelah bertahun-tahun terhenti, serta memberikan solusi terhadap masalah stunting yang ada di desa tersebut.

Gambar 1. Demonstrasi pembuatan biogas bersama peternak sapi (Dok. Tim KKN GIAT 9 Desa Margosari)

Pada tanggal 30 Juli 2024, kegiatan dimulai dengan demonstrasi pembuatan prototype digester skala kecil dan pembuatan biogas. Selanjutnya, pada tanggal 9 Agustus 2024, dilakukan sosialisasi tentang manfaat biogas dan produk akhirnya kepada peternak di Desa Margosari. Sosialisasi ini meliputi pemaparan materi oleh mahasiswa, sesi tanya jawab, dan demonstrasi hasil biogas yang telah diproduksi.

Gambar 2. Sosialisasi manfaat biogas dan demonstrasi produk yang dihasilkan (Dok. Tim KKN GIAT 9 Desa Margosari)

Biogas, gas yang terbentuk dari penguraian bahan organik melalui fermentasi anaerob, merupakan solusi ramah lingkungan yang dapat mengurangi polusi udara, tanah, dan air. Bahan pembuatan biogas adalah kotoran sapi, air, dan starter EM4, yang mudah didapatkan dan terjangkau. Proses pembuatan biogas dimulai dengan mencampurkan kotoran sapi dan air dengan perbandingan 1:1, menambahkan starter EM4 sebanyak 3-5%, dan memasukkan campuran ke dalam digester yang telah dirancang. Setelah fermentasi berlangsung selama sekitar 10 hari, biogas yang terkumpul dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan pupuk organik.

Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah limbah tetapi juga untuk mendukung pencegahan stunting dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses ke energi bersih dan pupuk berkualitas. Dengan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat Desa Margosari dapat menggerakkan kembali program biogas desa yang sebelumnya terhenti dan memanfaatkan biogas sebagai bagian dari solusi kesehatan dan lingkungan, termasuk dalam mengurangi risiko stunting di komunitas mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline