Lihat ke Halaman Asli

Ainun Nur Baiti

Mahasiswa FISIP

Perang Rusia - Ukraina: Konteks Sejarah dan Dinamika Geopolitik

Diperbarui: 5 Desember 2024   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Illustration source : Jet Fighter Raaf Hornets - Free photo on Pixabay)

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina adalah konflik yang rumit, dipengaruhi oleh sejumlah faktor sejarah dan geopolitik yang berlarut-larut. Akar masalah ini termasuk gesekan sejarah, perselisihan wilayah, dan persaingan geopolitik yang telah berlangsung lama. Rusia melihat Ukraina sebagai bagian integral dari pengaruhnya dan merasa terganggu dengan langkah-langkah yang diambil Ukraina setelah runtuhnya Uni Soviet, seperti upaya demokratisasi dan penguatan hubungan dengan negara-negara Barat.

Salah satu ambisi Ukraina yang dianggap mengancam oleh Rusia adalah keinginannya untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa. Rusia melihat langkah-langkah ini sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya, mengingat perluasan pengaruh Barat yang semakin mendekati perbatasannya. Perbedaan tujuan dan kebijakan antara kedua negara ini menyebabkan ketegangan berkelanjutan dan menciptakan krisis global.

Konteks sejarah yang melatarbelakangi konflik ini, termasuk aneksasi Krimea oleh Rusia dan dukungan terhadap kelompok separatis di wilayah Donbas, memperburuk situasi. Esai ini bertujuan untuk menganalisis konteks sejarah tersebut serta implikasi geopolitik yang timbul. Selain itu, esai ini juga akan mengevaluasi eskalasi konflik di Eropa Timur dan dampaknya akibat perbedaan aspirasi antara Rusia dan Ukraina.

Awal Mula Terjadinya Konflik

Saat Uni Soviet runtuh, federasi Rusia muncul. Rusia bukan merupakan bagian dari Uni Eropa, meskipun begitu Rusia yang berdekatan dengan kawasan Uni Eropa memiliki pengaruh penting di kawasan tersebut. Rusia yang tengah berusaha mempertahankan pengaruhnya secara politik, ekonomi, serta militer merasa bahwa ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa merupakan sebuah ancaman kemanan bagi Rusia (Imran & Murtiza, 2024).

Hal itu karena Rusia menganggap Ukraina seharusnya menjadi salah satu negara yang berada di bawah pengaruhnya, bukan pengaruh barat. Konflik kemudian berlanjut hingga pada tahun 2014, ketegangan diantara keduanya semakin meningkat dengan Rusia mengklaim bahwa Krimea yang merupakan wilayah Ukraina sebagai bagian dari wilayah Rusia.

Dinamika Geopolitik

Sepanjang berlangsungnya konflik, banyak terjadi penahanan warga sipil Ukraina oleh Rusia. Selain itu terpecahnya warga Ukraina Timur menjadi pro-Ukraina dan pro-Rusia juga semakin memperburuk adanya konflik. Pada tanggal 6 Maret 2014 parlemen Krimea menyatakan untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan federasi Rusia yang mana hal ini mendapatkan kecaman dari dunia internasional.

Rusia yang merasa memiliki ha katas Krimea mulai mengirimkan 40.000 tentara disebrang perbatasan Ukraina (Kryzhanivsky & Zasenko, 2024). Tidak sampai disana orang-orang pro-Rusia mulai melakukan penyerbuan pada gedung-gedung pemerintahan Ukraina yang menyebabkan baku tembak tidak dapat dihindarkan.

Kendati Ukraina telah lama dianggap sebagai negara merdeka yang memiliki sistem politik terpisah dari Rusia, tetapi Rusia tetap pada ambisinya untuk menjadikan Ukraina sebagai salah satu dari wilayahnya karena alasan yang kompleks (Ratten, 2023). Dukungan yang diberikan kepada orang-orang Ukraina Timur yang mengklaim sebagai pro-Rusia semakin menguatkan ambisi Rusia untuk menaklukkan Ukraina dan menjadikan Ukraina berada dibawah pengaruhnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline