Lihat ke Halaman Asli

Faridilla Ainun

Ibu-ibu kerja

Anak Naik Trans Musi, Bayar Tidak?

Diperbarui: 7 Agustus 2018   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hari Minggu kemarin, saya mencoba mengenalkan anak pada transportasi umum. Transportasi umum yang saya pilih adalah Trans Musi Palembang. Ketika orang masih berjubel merasakan Light Rail Transit (LRT) Palembang yang baru dibangun, saya memilih melipir ke Trans Musi yang cenderung lebih sepi.

Trans Musi adalah sistem transportasi berjenis Bus Rapid Transit (BRT) yang mulai beroperasi pada Januari 2010. Trans Musi dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya.

Halte Trans Musi yang saya naiki boleh dibilang kondisinya masih mending, tempat duduknya masih ada walau sekilas saja bisa dibilang tidak terawat. Ya, masih ada halte yang kondisinya lebih buruk dari ini. Papan yang menunjukkan map Trans Musi bahkan penuh coretan.

Sayang, kemarin saya dapat bus lama, yang belum di-branding seperti 'Dukung Asian Games 2018'. Kondisi bantalan busa di bus sudah banyak yang menghilang.

Saya mencoba melihat jadwal dan rute menggunakan aplikasi Moovit. Bagusnya, keberangkatan bus sesuai dengan jadwal yang telah saya lihat sebelumnya.

dokpri

dokpri

Karcis Trans Musi adalah Rp 5.000,- dan sepertinya ada 2 sobekan kecil yang berarti kita bisa menggunakan karcis yang sama untuk transit 2 kali. Untuk koridor yang saya lewati memang tampaknya masih menggunakan karcis kertas.

Mengingat anak saya meminta duduk sendiri, saya pun membayar untuk 2 karcis walau petugas sempat bertanya, "Anaknya ga dipangku saja?". Saat itu, situasi penumpang memang tak banyak sih. Hanya 5 orang yang mengisi tempat duduk yang berjumlah sekitar 20.

Di sebuah halte, ada keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 anak, memasuki bus. Posisi duduk mereka tak jauh dari saya. Ibu memangku 1 anak, ayahnya juga memangku 1 anak, lalu anak yang paling besar duduk sendiri. Saat petugas mendekati, sang ayah memberi uang Rp 50.000,- sambil berkata, "duo" alias dua saja yang membayar. Petugas tampak ragu, sampai akhirnya berkata pada sang ibu, "tigo ya, lah ketat nian sekarang". Petugas meminta untuk dibayarkan 3 karcis karena sekarang semakin ketat peraturannya. Tampak ada rasa 'ketidakenakan' dari gestur tubuh yang ditampilkan petugas saat menagih.

dokpri

dokpri

Saya jadi bertanya-tanya, bagaimana peraturan yang sebenarnya untuk anak kecil? Jika anak kecil ingin naik Trans Musi, usia berapa yang sudah harus membayar? Bagaimana tarifnya? Kalau melihat peraturan SBS Transit Singapore, sepertinya ya saya salah juga karena anak belum 0.9m belum diwajibkan membayar.

Mungkin  pengelola Trans Musi bisa lebih menginformasikan ketentuan yang berlaku, jika perlu informasi berupa sticker bisa dipasang di halte atau bagian dalam bus Trans Musi. Kalau ada peraturan yang jelas, mungkin petugas bisa lebih nyaman dalam berinteraksi dengan penumpang saat menagih karcis.

dok. kompasianer palembang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline