Lihat ke Halaman Asli

ainul wardah

Mahasiswa

Mengapa Dakwah Nabi Berhasil? Pathos, Logos, Ethos

Diperbarui: 2 Juli 2024   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam sejarah dakwah, Nabi Muhammad memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Faktor-faktor tersebut meliputi stabilitas pribadi, rumah tangga, ekonomi, dan akhlak mulia. Namun, jika kita melihat secara sistematis dan teoritis, keberhasilan dakwah Nabi dapat dijelaskan dengan tiga hal penting: pathos, logos, dan ethos.

Pathos: Kemampuan Persuasi

Pathos berarti kemampuan persuasi, yaitu kemampuan untuk memengaruhi hati dan pikiran. Seorang dai harus memiliki pathos agar mampu menarik emosi mad'u dan membuat mereka hanyut dalam kesedihan, merasa kasihan, dan simpati. Nabi Muhammad memiliki kemampuan mengelola emosi, empati, dan persuasi para sahabatnya. Contohnya, Nabi pernah mengelola emosi Abu Dzar dengan mengajukan pertanyaan tentang makanan untuk hari ini, besok, dan lusa. Dengan demikian, Nabi menunjukkan bahwa komunikasi yang produktif dan menentukan keberhasilan dakwah dapat dibangun dengan mengelola emosi dan empati.

Logos: Sesuai dengan Akal

Logos berarti sesuai dengan akal. Dalam berdakwah, logos adalah sarana menyampaikan pesan dakwah dengan menunjukkan bukti logis, nyata, atau dapat verifikasi. Logos dalam metode dakwah Nabi identik dengan nubuwwah atau prediksi yang nyata terjadi dan dapat dibuktikan. Contohnya, Nabi pernah bersabda bahwa akan datang tahun-tahun yang penuh dengan penipuan, dan prediksi itu sudah terjadi dan nyata serta dapat dibuktikan pada zaman ini.

Ethos: Sikap, Kepribadian, dan Karakter

Ethos berarti sikap, kepribadian, watak, dan karakter. Dalam konteks keberhasilan dakwah, seorang dai harus memiliki sikap, kepribadian, watak, dan karakter agar pesan dakwah yang disampaikan dapat dipercaya audiens. Nabi Muhammad mengamalkan ethos dengan mengeluarkan harta dan bukan menerima harta. Nabi berdakwah dari kaya raya hingga jadi miskin papa, dan Nabi memilih untuk merangkul masyarakat Thaif ketika dilempari batu hingga berdarah-darah.

Dengan demikian, pathos, logos, dan ethos yang diusung Nabi dalam berdakwah masih relevan diimplementasikan hingga sekarang. Mereka menunjukkan bahwa keberhasilan dakwah tidak hanya bergantung pada kemampuan persuasi dan bukti logis, tetapi juga pada sikap, kepribadian, dan karakter seorang dai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline