Lihat ke Halaman Asli

PKM Pesantren yang Bermasalah dalam Menyediakan Sumber Belajar untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ingrris dan Literasi Santri

Diperbarui: 27 Agustus 2022   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi

Penguasaan bahasa internasional merupakan kewajiban dalam pergaulan di lingkungan pesantren. Bahasa Inggris dan Bahasa Arab merupakan 2 bahasa asing yang lazim dijadikan media komunikasi wajib para santri, baik saat belajar di ruang kelas, maupun pergaulan sehari-hari di lingkungan asrama. 

Di samping sebagai bahasa komunikasi harian, kedua bahasa ini juga digunakan sebagai bahasa pengantar dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas.

SMP Al Madinah Islamic Boarding School (selanjutnya disebut Mitra) merupakan pesantren yang juga mencanangkan penggunaan bahasa Arab dan Inggris sebagai ciri khas dan program utama pesantren. 

Beberapa program diadakan oleh guru bahasa Arab dan Inggris untuk mencapai tujuan ini diantaranya: (1) Mufradad atau kegiatan pembekalan kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris yang  dilakukan setelah waktu sholat Isya; (2) Muhadasah atau kegiatan latihan percakapan dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris; (3) Muhadharah atau penampilan pidato dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris; (4) Podcast. 

Pada kegiatan ini, guru mengumumkan topik diskusi dari ruang guru melalui pengeras suara. Kemudian, santri mengumpulkan jawaban mereka ke ruang guru, dan (5) Pemberian password. Kosa kata tertentu diberikan kepada santri dan mereka harus  menghafal kosa kata itu dan menggunakannya ketika mereka akan memasuki kantor  atau izin keluar dari kelas.

Meski telah dilaksanakan, program-program tersebut tidak terlalu efektif untuk memotivasi para santri untuk menggunakan kedua bahasa asing tersebut di lingkungan pesantren. 

Menurut Rahmad Wihardi, S.Pd., Gr.,  salah satu guru bahasa Inggris di pesantren Mitra, masalah ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan santri dalam kedua bahasa tersebut. 

Apabila ditilik lebih jauh, ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan santri, diantaranya: pesantren mitra tidak memiliki sumber belajar yang memadai sehingga adanya keterbatasan dalam mengakses buku, dan bacaan lain seperti majalah atau koran untuk mengakses informasi yang lebih luas.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Mitra bekerjasama dengan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (selanjutnya, Tim PKM) dari Departemen Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Negeri Padang untuk mengadakan pelatihan kepada guru-guru, terutama guru bahasa Inggris, untuk bisa mengembangkan sumber belajar Self Access Language Learning Centre (SALLC) berbasis Kerangka Kualifikasi National Indonesia (KKNI) untuk bisa meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dan literasi santri.

Dok pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline