Jika ditilik dari sejarah yang ada, sastra berbahasa Inggris tidak mendapat tempat khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia. Sebelumnya, sastra berbahasa Inggris hanya diajarkan kepada siswa SMA yang mengambil jurusan bahasa.
Kemudian, pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sejak tahun 2006, sastra berbahasa Inggris bahkan tidak diajarkan sama sekali kepada siswa ditingkatan sekolah menengah. Namun, semenjak diberlakukannya Kurikulum 2013, sastra berbahasa Inggris merupakan salah satu topik pembelajaran yang diajarkan pada siswa yang mengambil peminatan di bidang Bahasa Inggris.
Pembelajaran sastra berbahasa Inggris ini tentu saya membawa tantangan tersendiri bagi Guru Bahasa Inggris. Masalah yang sama juga dialami oleh guru bahasa Inggris yang tergabung dalam MGMP Bahasa Inggris, Kabuapten Agam, Sumatera Barat. Menurut Rahmi Erti, M.Pd, yang merupakan ketua organisasi tersebut, kendala utama yang dihadapi oleh guru terkait materi baru ini adalah kurangnya pemaham mereka mengenai sastra Inggris berikut cara penyajiannya di kelas. Hal ini dapat dimaklumi karena pada kurikulum sebelumnya sastra berbahasa Inggris bukanlah menjadi teks wajib untuk diajarkan kepada siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut, MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menjalin kerja sama dengan salah Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Negeri Padang (UNP) untuk mengadakan pelatihan mengenai model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menyajikan materi sastra berbahasa Inggris kepada siswa SMA.
Tim PKM ini terdiri dari tiga orang dosen dari Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, UNP. Tim ini diketuai oleh Delvi Wahyuni, S.S., M.A dan beranggotakan Witri Oktavia, M. Pd., serta Ainul Addina, M.Pd. Adapun MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Agam, Sumatera Barat beranggotakan lebih kurang empat puluh orang guru bahasa Inggris. Pada saat ini secretariat dari organisasi ini adalah SMAN 1 Banuhampu yang beralamat di Pakan Sinayan, Jalan Raya Padang Lua, KM. 3.
Acara itu sendiri berlangsung disepanjang bulan Oktober dan November, 2020. Sesuai dengan kesepakatan, acara berlangsung setiap hari Rabu. Pada awalnya kegiatan ini dirancang untuk dilaksanakan secara tatap muka dalam bentuk lokakarya. Namun, pada saat jadwal yang sudah disepakati, Kabupaten Agam masih merupakan zona merah pandemi Covid-19, sehingga kegiatan dilaksanakan secara daring.
Materi yang diberikan pada sesi pelatihan ini adalah model pembelajaran terintegrasi untuk sastra berbahasa Inggris. Model ini dirasa relevan dengan kebutuhan guru Bahasa Inggris Indonesia yang mengajar dalam konteks bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL).
Dalam model ini, fokus pembelajaran tidak hanya penggunaan sastra sebagai sumber belajar bahasa tapi juga penggunaan sastra sebagai sarana bagi siswa untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman pribadi mereka. Diharapkan model pembelajaran seperti ini akan membuat kelas bahasa menjadi lebih humanis dan menarik dan tentu saja meningkatkan motivasi siswa untk belajar bahasa Inggris.
Pelaksanaan kegiatan ini tergolong sukses meskipun dilaksanakan secara daring. Berdasarkan hasil angket yang disebar kepada peserta kegiatan, pelatihan ini meningkatkan pemahaman mereka mengenai sastra berbahasa Inggris dan cara mengajarkannya kepada siswa. Mereka juga berharap terdapat kerjasama lanjutan dimasa yang akan datang antara MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Agam, Sumatera Barat dengan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Negeri Padang (UNP).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H