Lihat ke Halaman Asli

AInews AIbilita

seada-adanya

Pengamat Kebencanaan SULTENG, Abdullah:"Gempa Megathrust & Tsunami Besar Intai Sulawesi"

Diperbarui: 15 Januari 2021   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1: Peta Geotektonik Sulawesi, dalam Abdullah 2017

Gempa Megathrust dan Tsunami Besar Intai Pulau Sulawesi. Hal ini disampaikan oleh Drs. Abdullah, MT (Pengamat Kebencanaan Sulawesi Tengah) disalah satu postingan media sosialnya Facebook @Abed Petta Laja pada kamis, 14 Januari 2021.

Pengamat Kebencanaan Sulteng yang juga pernah menjadi Dekan FMIPA UNTAD dua periode ini selain aktif turun kemasyarakat memberikan pendidikan kemitigasian bencana juga aktif mengedukasi masyarakat melalui media sosial. Saat dikonfirmasi via WA Abdullah menjelaskan perihal potensi Gempa Megathrust dan Sunami Besar tersebut sebagai berikut:

Gempabumi megatshrust adalah gempa yang sangat besar, bermagnitudo > 8. Gempa seperti ini, umumnya terjadi di zone subduksi. Karenanya, zone subduksi biasa juga disebut zone megathrust. Di peta, zone subduksi ditandai dengan garis dan segitiga warna hitam. Salah satu contoh gempa megathrust adalah gempa Aceh pada 26Des2004. Mmagnitudonya 9,2 dan disusul tsunami dengan tinggi gelombang 30 m.

Gambar 2 : Peta Zona Subduksi di Indonesia ditandai dengan garis dan segitiga warna hitam (sumber peta: okenews, 15Okt2011)

Wikipedia menyebutkan: “Gempa Aceh 26Des2004 pukul 08:58:53 WIB berpusat di zone subduksi. Dalam hal ini, lempeng India-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Gempa ini termasuk gempa megathrust. Episentrum gempa terletak di Samudra Hindia pada koordinat 95,854 derajat BT dan 3,316 derajat LU dengan kedalaman pusat gempa 30 km.
Magnitudo gempa 9,2. Intensitas gempa IX MMI. Ini adalah gempabumi terbesar ketiga yang pernah tercatat di Seismograf. Gempa ini menyebabkan seluruh planet bumi bergetar 1 cm (0,4 inci) dan memicu aktivitas gempa di berbagai wilayah, termasuk di Alaska.
Terjadi retakan yang memanjang di sekitar garis zone subduksi (bagian utara Zone Megathrust Sunda), lihat Gambar 2. Panjang retakannya sekitar 1.300 km (810 mil) yang menyebabkan durasi gempa berlangsung lama, yakni 8,3 – 10 menit. Gempa ini memicu tsunami setinggi 30 m. Menewaskan 230.000 – 280.000 jiwa di 14 negara. Tsunaminya merambat jauh sampai pantai Afrika Selatan. Di Prov. Aceh sendiri, korban jiwa sekitar 130.000 jiwa”. Juga, menenggelamkan sejumlah permukiman di wilayah pesisir.

Pada Agustus 2019, viral berita Gempa Megathrust Intai Pulau Sulawesi. Berita ini tetap viral hingga awal 2020. Bahkan tetap menjadi bahan diskusi hingga sekarang. Pertanyaannya: “Apa yang dimaksud Gempa Megathrust Intai Pulau Sulawesi … ?”
Berita tersebut bersumber dari pernyataan Prof. Adi Maulana (Kepala Pusat Studi Kebencanaan UNHAS, Makassar) di FAJAR.co.id (05Agt2019). Konten berita tersebut benar adanya dan kita patut berterima kasih kepada Prof. Adi Maulana karena telah mengingatkan adanya ancaman mengerikan tersebut di sekitar Pulau Sulawesi.

Pulau Sulawesi sudah pernah dilanda gempa megathrust. Satu di antaranya adalah yang terjadi pada 1939. Magnitudonya 8,1. Pusat gempanya di kedalaman 150 km. Episenter gempanya di Teluk Tomini, di lepas pantai Gorontalo. Gempa ini tidak menimbulkan tsunami karena pusat gempanya berada di zone Benioff, yakni bagian lempeng tektonik yang menunjam jauh ke dalam bumi.

Dari Gambar 1, diketahui bahwa di sekitar Pulau Sulawesi ada 3 zone subduksi atau zone megathrust, yang menimbulkan gempa tektonik dengan magnitudo > 8 yang kemungkinan besar diikuti dengan gelombang tsunami yang tinggi. Ketiga zone tersebut adalah 1. Zone Megathrust Laut Sulawesi, 2. Zone Megathrust Teluk Tomini dan 3. Zone Megathrust Morowali-Kendari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline