Lihat ke Halaman Asli

Meng-Instal Akhlak dalam Berekonomi

Diperbarui: 22 Januari 2017   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kita sering mendengar ekonomi Islam atau ekonomi syariah terutama sejak munculnya berbagai lembaga keuangan dengan embel-embel syari’ah, seperti perbankan, asuransi, pasar modal bahkan sampai ojek dan bengkel syariah. Sebenarnya apa itu ekonomi Islam?

Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari seluruh kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berdasarkan nilai-nilai Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan Sunnah. Ekonomi Islam menjadi identik dengan bank dan lembaga keuangan lainnya karena popularitas ekonomi Islam muncul bersamaan dengan bank dan lembaga keuangan syari’ah. Sehingga banyak masyarakat berpandangan bahwa ekonomi Islam itu hanya terbatas pada bank lembaga keuangan saja. Padahal ekonomi Islam itu mempunyai cakupan yang lebih luas bahkan mencakup semua kegiatan kita sehari-hari. Mulai dari diri sendiri, keluarga, hidup bertetanggga/bermasyarakat bahkan sampai kehidupan bernegara mempunyai aturan dan tata cara agar tercipta kehidupan yang aman tenteram dan sejahtera.

Dalam memenuhi kebutuhan, kita dituntut untuk senantiasa bersifat jujur, amanah, cerdas dan bijaksana. Seorang pedagang yang jujur tidak akan ditinggalkan pembelinya karena merasa dicurangi. Seorang pemimpin yang amanah tidak akan mengkhianati rakyatnya dengan mengambil uang rakyat demi memperkaya diri sendiri. Seorang enterpreneur yang cerdas akan senantiasa mempunyai ide-ide cemerlang dan inovasi baru demi kemajuan usahanya, dan seorang konsumen yang bijaksana dalam mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan supaya memberikan manfaat yang maksimal, tidak berlaku boros dan berlebih-lebihan.

Sehingga dapat dikatakan ekonomi Islam sebagai ekonomi akhlak, dimana dalam melaksanakan kegiatan ekonomi tidak pernah lepas dari norma dan etika sesuai dengan nafas ekonomi Islam yaitu tauhid. Apabila dalam hati seseorang terdapat keimanan yang sudah ter-instal dengan baik, setiap kegiatan yang ia lakukan akan mempunyai pengingat dan peringatan yang berasal dari dalam dirinya sendiri terhadap mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan, sehingga akan menghasilkan kegiatan ekonomi yang mempunyai implikasi yang lebih luas dari sekedar keuntungan material saja. Bersifat adil dan tidak merugikan orang lain demi keuntungan dan kepentingan diri sendiri.

Konsep penerapan akhlak dalam setiap aktifitas kehidupan ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabat. Mereka senantiasa berkomitmen menerapkan dan menjunjung tinggi akhlak dalam setiap aspek kehidupan. Mereka menerapkan akhlak mulia dalam kegiatan jual beli, utang piutang dan saling membantu antar sesama. Dengan demikian tidak ada jurang pemisah antara dunia dan akhirat. Keduanya berjalan beriringan dalam upaya mencapai satu tujuan, yaitu keridhaan Allah. Jadi, sudah sepatutnya kita sebagai umat yang mengaku mencintai Rasulnya, juga menjunjung tinggi akhlak dalam seluruh kegiatan sehari-hari. Menjadikan ibadah bukan hanya sebagai kegiatan spriritual dan ritual tetapi juga meresap kedalam kehidupan berekonomi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline