Lihat ke Halaman Asli

Vinia Nurul N

Mahasiswa

Gerakan Literasi Sekolah di SD Negeri Panji, Subang

Diperbarui: 10 Agustus 2022   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan literasi SDN Panji Subang (dokpri)

Subang, Juli-Agustus 2022 - Gerakan literasi sekolah dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Kegiatan ini bertujuan untuk memahirkan dan memotivasi peserta didik dalam membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. 

Buku-buku yang dijadikan referensi dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS), antara lain aneka cerita atau dongeng lokal, buku yang dapat menginspirasi (biografi tokoh), buku sejarah dan lain-lain. Adapun, dalam menggiatkan literasi tidak harus dilakukan di sekolah antara siswa dan guru. Namun, keluarga dan lingkungan sekitar juga dapat membantu proses berjalannya kegiatan literasi.

Seseorang dapat dikatakan literat jika sudah cakap dalam memahami  hal-hal tertentu, hasil dari bacaan atau informasi yang ia peroleh dengan tepat dan mengimplementasikan sesuatu dilandasi pemahamannya terhadap isi bacaan. 

Tentunya, dalam mewujudkan generasi literat memerlukan berbagai proses yang cukup panjang dan elemen-elemen yang mendukung. Proses tersebut dapat dilakukan sedari kecil dengan bimbingan keluarga, kemudian lingkungan sekolah, lingkungan sekitar dan lain-lain.

Penerapan literasi yang melambat akan memengaruhi kinerja otak anak. Berdasarkan pendapat dr. Riska Larasati, perkembangan kognitif (keterampilan untuk melakukan tugas, seperti belajar, membaca, berpikir dan lain lain) sedikit banyak dapat mencerminkan potensi kecerdasan. Namun, perlu diperhatikan bahwa setiap anak memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda. 

Maka dari itu, kemampuan tersebut perlu diasah sejak dini untuk perkembangan anak yang lebih maksimal. Seperti halnya peningkatan literasi anak di SD Negeri Panji, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Kegiatan literasi peserta didik berhubungan erat dengan keterampilan membaca dalam memahami berbagai informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Selain itu, dalam konteks GLS mencakup pemahaman, penyaluran dan pemakaian hal tertentu dengan cerdas melalui ragam aktivitas, seperti melihat, membaca, menyimak, menulis dan berbicara. (Kemendikbud, 2016: 1).  

Literasi juga seperti halnya peristiwa sosial yang mengaitkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk mengungkapkan dan memeroleh informasi dalam bentuk tulisan (Romdhoni, 2013: 90).

Sehubungan dengan adanya program literasi di sekolah, khususnya SD Negeri Panji, beberapa anggota dari TIM KKN UPI melaksanakan kegiatan literasi dengan memanfaatkan sumber-sumber dari internet dengan jangka waktu kurang lebih satu bulan (10 Juli-11 Agustus 2022). Adapun platform yang digunakan, antara lain Ruang Guru, situs Kemendikbud, dan referensi lainnya. 

Kegiatan literasi bertujuan untuk menumbuhkan budi pekerti peserta didik, mengembangkan budaya literasi baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar, meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mengambil simpulan, dan berpikir kritis. 

Di sisi lain, Defi (2018: 1) mengatakan bahwa literasi memiliki ragam manfaat, seperti dapat menambah kosakata, kerja otak lebih optimal, wawasan semakin luas, kemampuan verbal lebih berkembang, dan kefokusan atau konsentrasi lebih meningkat.

Gerakan literasi yang diselenggarakan di SD Negeri Panji berjalan dengan baik. Kami melakukan edukasi mengenai literasi secara singkat dengan peserta didik, kemudian memberikan lembaran-lembaran kertas yang berisi bacaan untuk meningkatkan kemampuan membaca. Selain itu, kami merancang buku literasi yang terbuat dari hvs untuk mempermudah dan melatih kemampuan menulis.

Contoh buku literasi/dokpri

Buku literasi yang kami buat terinspirasi dari GLS SMAN 1 Subang, namun hanya berupa lembaran saja, tidak berwujud buku sebagaimana mestinya. Sementara itu, kolom-kolom yang disediakan, antara lain kolom nomor, hari atau tanggal, judul dan resume. Peserta didik diwajibkan untuk menulis simpulan dari bacaan-bacaan tersebut di kolom resume.  

Resume dikenal dengan nama ringkasan. Menurut Wijayanti, S. H, dkk. (2013, hlm. 172- 173), Ringkasan (precis) merupakan “cara yang efektif untuk menyajikan suatu tulisan yang panjang dalam bentuk singkat dan padat. Kata precis sebenarnya berarti memotong atau memangkas”. 

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ringkasan atau resume merupakan hasil penyajian suatu tulisan menjadi lebih singkat dan padat.. Kegiatan literasi tidak hanya baca-tulis saja, kami juga mempertajam literasi numerasi siswa-siswi SD Negeri Panji, dengan menyediakan soal hitungan berbentuk cerita dan menulis jawabannya di kolom resume. Berikut ini adalah contoh soal cerita (kegiatan literasi numerasi).

Contoh soal cerita (numerasi)/dokpri

Kegiatan resume atau meringkas dapat memudahkan peserta didik dalam memahami suatu bacaan, bahkan mata pelajaran. Tentunya, hasil dari pelaksanaan kegiatan literasi cukup menarik perhatian. Jika ditinjau dari segi materi, beberapa sumber yang disajikan sangat beragam, sehingga peserta didik mulai tumbuh minat baca dan rasa ingin tahu akan pertanyaan-pertanyaan yang disediakan setiap harinya. 

Selain itu, jika ditinjau dari segi pelaksanaan, kami melakukan kegiatan literasi selama 15-20 menit, dengan waktu yang fleksibel. Kegiatan juga tidak disertai paksaan, karena minat harus tumbuh dengan sendirinya. Dengan demikian, kegiatan literasi yang disertai penulisan resume membuat peserta didik lebih kreatif, kritis dan analitis dalam menyimpulkan informasi yang diperolehnya.


Daftar Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline