Tak terasa sudah satu tahun kurang lebih dunia dihebohkan dengan munculnya temuan virus baru yang dinamakan Covid-19 atau Coronavirus disease 2019 yang melanda seluruh belahan dunia. Wabah ini pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019 dan ditetapkan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) pada tanggal 11 Maret 2020.
Pandemi sendiri menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografi yang luas. Dalam arti lain, pandemi dinyatakan ketika suatu penyakit menyebar di beberapa negara atau di seluruh dunia. Wabah penyakit yang masuk dalam kategori pandemi adalah penyakit menular dan memiliki garis infeksi berkelanjutan, seperti Covid-19 ini.
Di Indonesia sendiri, kasus positif Covid-19 pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Kemudian, pandemi ini terus menyebar ke 34 provinsi di Indonesia. Semakin hari, semakin banyak yang terpapar virus Covid-19. Pandemi ini telah menyebabkan banyak aktivitas terganggu dan menggeser kebiasaan semua orang. Kita dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan saat ini hingga situasi normal kembali dengan berbagai kebijakan. Mulai dari penerapan lockdown, dituntut untuk tetap tinggal di rumah (stay at home), social distancing, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Tidak dipungkiri, pandemi Covid-19 memang membuat overwhelming bahkan mencekik sebagian orang. Adanya pandemi Covid-19 ini telah mengubah seluruh tatanan kehidupan kita, bukan hanya di bidang kesehatan, namun juga sosial, ekonomi, agama, pendidikan, dan sebagainya. Sudah pasti banyak sekali dampak negatif yang didapat dari adanya Covid-19. Namun di sisi lain, pandemi Covid-19 juga memberikan gambaran fenomena yang menarik dari perubahan kebiasaan seseorang di era new normal.
Pandemi telah menciptakan berbagai tren terkait hobi dan kebiasaan baru di antara masyarakat. Hal tersebut muncul seiring dengan banyaknya waktu luang dan keterbatasan kegiatan di luar rumah. Sebut saja fenomena bersepeda dan berkebun tanaman yang cukup menonjol. Dua hal itu seolah menjadi tren baru yang booming di masa pandemi Covid-19.
Di tengah pandemi Covid-19, aktivitas bersepeda tiba-tiba menjadi marak di masyarakat dan pengguna sepeda meningkat tajam hingga menjadikannya dengan sebutan bike boom atau ledakan sepeda yang merujuk pada tren bersepeda. Beberapa bulan lalu sangat terlihat bagaimana maraknya pengguna sepeda di jalan-jalan umum. Semua serempak menggowes kendaraan roda dua tersebut, mulai dari kalangan anak kecil, dewasa, hingga orang tua. Tak sedikit pula artis yang mengikuti tren bersepeda ini.
Penggunaan sepeda meningkat drastis, hingga 10 kali lipat atau meningkat 1000 persen saat PSBB Jakarta berdasarkan survei The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP). Bahkan toko yang menjual sepeda pun mengalami lonjakan tinggi dalam pendapatannya. Peningkatan penjualan sepeda meningkat berkisar empat kali lipat dari periode biasanya sejak diberlakukannya PSBB tersebut tepatnya pada bulan April hingga Juli 2020, berdasarkan keterangan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo), Eko Wibowo, dilansir dari Tempo.co.
Banyaknya orang yang tiba-tiba memilih olahraga bersepeda di saat pandemi ini beralasan bahwa mereka ingin olahraga yang bisa bersenang-senang dan dilakukan di luar ruangan untuk meningkatkan imunitas atau sekeedar mengatasi kejenuhan karena banyaknya aktivitas yang libur seperti sekolah, kuliah, dan kerja.
Selain bersepeda, di tengah seruan stay at home rupanya juga memunculkan hobi baru untuk menghilangkan kejenuhan yakni berkebun atau bercocok tanaman hias di dalam ruangan dalam beberapa bulan belakangan. Kebanyakan orang menyebutnya houseplant atau tanaman dalam ruangan. Houseplant menjadi primadona karena selain memperindah rumah, perawatannya juga terbilang mudah. Tak jarang orang-orang mulai membeli bibit tanaman hias. Bagi petani houseplant, momen ini merupakan berkah tersendiri karena pendapatannya meningkat hingga 70 persen dilansir dari KompasTV. Bagaimana tidak, harga beberapa tanaman hias dibandrol dengan harga selangit dan merangkak naik hingga 10 kali lipat seiring dengan menanjaknya angka Covid-19.
Tanaman hias seperti janda bolong misalnya, tengah menjadi primadona di kalangan para pecinta tanaman hias. Keunikan tanaman hias yang masuk dalam keluarga monstera ini menjadi salah satu jenis yang paling diburu. Selain itu, jenis lain seperti sansivera, aglonema, dan kaktus juga laku keras di pasaran.
Menanggapi segala tren hobi baru bahkan menjadi fenomena yang booming yang muncul akibat adanya pandemi Covid-19, disadari atau tidak, banyak orang melakukannya hanya sekedar untuk ikut-ikutan saja atau kelatahan semata. Satu yang pasti, baik bersepeda atau bertanam dan aktivitas lainnya yang muncul di masa pandemi Covid-19 ini dilakukan untuk mengalihkan kejenuhan semata dalam perubahan rutinitas karena dampak pandemi yang bisa mengakibatkan stres atau yang lainnya.