Lihat ke Halaman Asli

Pengen Sukses Membangun Hubungan dengan Keluarga Suami atau Istri, Kendalikan Ego!

Diperbarui: 16 Mei 2024   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi keluarga besar (dokpri)

Dalam  keluarga yakni suami dan istri pasti menemui konflik. Hal tersebut sangat wajar karena tidak mudah mempersatukan dua sifat yang berbeda. Bukan hanya sebagai personal, namun dua keluarga besar yang didalamnya terdapat orang tua, adik, kakak, paman, bibi dan sebagainya. 

Pemicu terjadinya konflik

Permasalahan keluarga sangat kompleks. Namun kekompakan yang dilakukan dalam keluarga besar  sering kali  tidak diterima oleh pendatang baru yakni pihak menantu. Dalam hal ini ada beberapa kasus yang dapat kita jadikan  pelajaran. 

Pada kasus pertama pihak keluarga terlalu memproteksi anak laki-lakinya. Karena berniat ingin  berbakti kepada orang tua maka segala saran dari orang tua selalu turuti. Perlawanan batin pun muncul di pihak istri, namun tidak bisa membantah. Mungkin permasalahan  bukan hanya itu saja yang pada akhirnya dia depresi.

Pada kasus kedua justru sebaliknya, pihak menantu yang tidak mau diganggu oleh pihak manapun.  Dia merasakan bahwa keluarga besar suami adalah beban, karena selalu menjadi tempat keluh kesah, sehingga putuslah tali silaturahmi, karena si suami selalu memihak si istri. 

Kasus serupa juga sering kita dengar di media  terutama di kalangan artis yang akhirnya berujung dengan perceraian. Ya, karena publik figur sehingga beritanya cepat menyebar. Kita tidak bisa menilai dari mana permasalahan tersebut berasal karena masing-masing pihak selalu mengungkapkan argumen pembenaran.  

Seberapa besar konflik yang muncul dalam keluarga sebenarnya tergantung bagaimana bersikap. Jika seseorang  terbiasa manja kemungkinan penerimaan terhadap ujian yang menimpa akan terasa sangat berat, namun bagi orang lain masalah sepele. Disinilah muncul sifat mementingkan diri sendiri atau bisa disebut dengan istilah egois. 

Bagaimana Ego itu bekerja? 

Keretakan hubungan keluarga tidak akan terjadi jika kita mampu mengendalikan ego. Orang yang memiliki ego tinggi akan mudah terpancing  dan mudah meluapkan kemarahan. Mereka melakuan penolakan terhadap sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi. 

Penolakan  bisa dimunculkan  melalui aksi berupa perubahan ekspresi wajah, perkataan atau  dengan melibatkan anggota tubuh lainya. Aksi inilah nantinya akan terbaca dan menyebabkan orang lain tersinggung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline