Lihat ke Halaman Asli

Ceritaku di saat Arus Balik Berlangsung

Diperbarui: 21 April 2024   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokpri

Mudik pada tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.  Ada agenda khusus  sebagai tujuan utama sedangkan mudik sebagai penyerta. Dengan demikian durasi mudik yang saya lakukan agak lama, baru tanggal 19 April kemarin kami pulang. Kok bisa, bagaimana ceritanya? Yok,  ikuti!

Sebenarnya Tujuan utama saya adalah mendaftarkan anak di Ponpes Gontor Jawa Timur. Karena bertepatan dengan lebaran, maka sekaligus silaturahmi dengan keluarga besar sangatlah tepat.  Pada hari ke-5  lebaran di saat Arus Balik berlangsung kami memutuskan untuk mengantarkan anak ke pondok yang berlokasi di Ponorogo. Dalam perjalanan yang menjadi fokus perhatian adalah kondisi alam. Maklum, alam pegunungan lama tidak saya nikmati, karena di Sampit bukan daerah berbukit, melainkan dataran rendah dengan aliran pasang surut air laut. 

Sambil menyelam minum air,  di tengah lalu lalang kendaraan di jalur tersebut, menjadikan rekreasi gratis. Kemegahan pegunungan dan terjalnya jurang menukik ke bawah membuat hati berdesir. Namun terlihat juga banyak rumah penduduk terlihat dari kejauhan berjajar rapi bak jamur  warna-warni menunjukkan keberadaannya.   Pada titik tanjakan tertinggi memberikan kesan tersendiri, saya sempat berfikir betapa susahnya saat pembangunan lintas jalur Trenggalek-Ponorogo.


Sampailah kami  di tempat tujuan yakni tempat pendaftaran di mana anak  akan menuntut Ilmu. Dengan aktifitas yang agak padat memenuhi persyaratan dan perlengkapan keperluan sehari-harinya nanti seperti: sabun,  pasta gigi, shampo, ember, dan makanan ringan. Tidak banyak aktivitas yang kami lakukan, hanya menunggu proses di masjid pondok sambil menunggu datang sholat ashar tiba. 

Sumber gambar: dokpri

Sebenarnya kekhawatiran datang secara tiba-tiba, perasaan tidak tega namun selalu saya kuatkan, karena banyak kawan seperjuangan nya yang sama-sama menimba Ilmu. Setelah urusan selesai, anak harus ditinggal orang tua sudah tidak boleh lagi bermukim pantauan dari jauh kami lakukan. Selang beberapa saat ada tiga anak dengan akrabnya berjalan keluar ruangan. Oya .. ya, salah satunya adalah anak saya, ternyata mereka sudah akrab sekali. Kalau tidak salah mereka anak yang berasal  dari NTT. Alhamdulillah cepat melakukan penyesuaian. 

Kami memutuskan untuk meluncur ke Trenggalek (tempat saudara)  sebelum malam tiba,  mengingat medannya begitu susah. Berkendara di malam hari sangat beresiko. Begitu juga Kendaran umum pun tidak setiap saat tersedia. 

Ikut Lebaran Ketupat di Trenggalek

Sumber gambar; dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline