Lihat ke Halaman Asli

Bocah Jenius, Keluarga Berbakat Orang Tua dan Anak

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa minggu terakhir dunia di goncangkan dengan fenomena anak ajaib, Tanishq Abraham. Tanishq Abraham bocah 11 tahun yang telah menyelesaikan tiga gelar sarjana matematika, bahasa, dan sains pada tanggal 20 Mei 2015 kemarin dengan mencetak nilai IPK 4.0 (cumlaud). Bocah laki-laki itu sekaligus menjadi lulusan termuda dalam 60 sejarah perguruan tinggi American River College di Sacramento, Californa. Bocah ajaib ini berasal dari California. Lahir dari keluarga berpendidikan di mana ibunya, Taji adalah seorang dokter hewan. Sedangkan ayahnya, Bijou seorang insinyur perangkat lunak. Adiknya juga seorang anak ajaib.

Saat berumur 6 tahun, Tanishq Abraham menyelesaikan SMA nya di sekolah online dan di perguruan tinggi mulai dalam mata pelajaran seperti kimia, paleontologi, biologi, dan geologi. Bakat luar biasanya terlihat pada 7 tahun, ketika ia bergabung dengan American River College dan menyelesaikan program di Geologi & Astronomi. Dalam kedua kursus, ia mencetak nilai A dan siswa terbaik di antara teman-teman sekelasnya dewasanya.

Bergabung dengan mensa pada usia 4 tahun dan mulai menapaki kuliah dengan menjadi mahasiswa ARC pada usia 7 tahun. Tak puas hanya lulus sarjana, Abraham telah merancang masa depannya dengan bertekad memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. Kepada KCRA, Abraham mengatakan ingin menjadi seorang doktor dan peneliti kesehatan, sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat. Cita-citanya ini bahkan diunggah Tanishq Abraham dalam akun sosial medianya. Tak lupa Abraham bermimpi bisa memperoleh penghargaan dunia sains tertinggi, Noble Prize.

Abraham mendapatkan perhatian dan kekaguman lebih dari masyarakat. Akan tetapi Abraham menanggapi santai dengan “Ini bukan hal yang besar bagi saya”.

Namun bukan hanya Tanishq Abraham yang jenius, karena sang adik pun juga jenius. Pada tahun 2010, ketika adiknya, Tiara Thankam Abraham, menjadi anggota Mensa pada 4 tahun, mereka menjadi saudara termuda yang bergabung dengan IQ tinggi di Mensa.

Apa yang terjadi pada fakta ini merupakan keharusan untuk dianalisis dengan teori psikologi tentang anak berbakat. Seperti yang dikatakan oleh Hawadi (2004, dalam Ernawati dkk., 2007) bahwa siswa berbakat adalah siswa yang secara global menguasai semua mata pelajaran dan bahkan menyelesaikan program pendidikan di  perguruan tinggi pada usia yang sangat muda. Kemudian seseorang bisa dikatakan anak berbakat jika memiliki tiga aspek ini yang disebutkan oleh (Renzuli, 1981 dalam Ernawati dkk., 2007) yaitu kemampuan diatas rata-rata, kreativitas, dan komitmen pada tugas.

Tiga aspek ini telah dimiliki oleh Abraham yaitu seorang bocah jenius dan kreatif dalam jenis mata pelajaran. Dari hal ini Abraham telah memiliki ciri-ciri yang berbeda dari anak lainnya. Ciri-ciri yang menunjukkan bahwa dirinya merupakan anak yang memiliki kelebihan di atas rata-rata dengan kemampuan akademik.

Para ahli dalam pengamatan dan penelitian mengemukakan ciri-ciri siswa berbakat (Munandar, 1999 dalam Ernawati dkk., 2007) adalah 1) membaca pada usia lebih muda, 2) membaca lebih cepat dan lebih banyak, 3) memiliki perbendaharaan kata yang lebih luas, 4) memiliki rasa ingin tahu yang lebih kuat, 4) mempunyai minat yang luas juga terhadap masalah dewasa, 6) mempunyai inisiatis dan dapat bekerja sendiri, 7) menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal, 8) memberi jawaban-jawaban yang baik, 9) dapat memberikan banyak gagasan, 10) luwes dalam berpikir, 11) terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan, 12) mempunyai pengamatan yang tajam, 13) dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati, 14) berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri, 15) senang mencoba hal-hal yang baru, dan lain sebagainya.

Sifat dan kemampuan yang dimiliki Abraham merupakan golongan anak berbakat akedemik dengan berbagai kemampuan di bidang pendidikan. Sebagai anak berbakat dari genetik orang tua serta adiknya pula. Sehingga hal ini dalam satu keluarga merupakan golongan-golongan orang yang memiliki bakat.

 

Referensi: Ernawati dkk,. .2007. Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa Berbakat di Kelas Akselarasi SMA di Jakarta. Jurnal Psikologi Vol. 5 No.1, Juni. Jakarta: Universitas Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline