Matahari mulai menampakan wajahnya, kicauan burung menghiasi pagi, seiring berjalannya gadis desa bernama Sri ayu yang penuh senyuman beranjak pergi berkuliah. Pertemuan diawali di sebuah Universitas yang cukup terkenal di kota Yogyakarta, Sri Ayu bertemu dengan lelaki yang cukup dewasa, dingin dan tak mudah bergaul yang bernama Marwan. Sri Ayu yang berasal dari desa dan seorang anak petani sederhana, polos, cuek, agamis tak mudah bergaul tapi terkadang menjadi sorotan para lelaki. Hanya saja lelaki enggan mendekatinya karena dia cukup pendiam.
Marwan dan Sri Ayu satu prodi bahkan ternyata mereka satu angkatan beda kelas, dan ternyata mereka satu daerah di desanya, tak saling mengenal satu sama lain mereka dipertemukan disebuah Universitas lebih tepatnya bertemu di perhimpunan prodinya sebut saja nama Himanya " Accounting" karena jurusan Akuntasi, sejak itulah Sri Ayu dan Marwan sering bertemu saling cerita disanalah ada bumbu-bumbu asmara yang tumbuh karena adanya pendekatan dan saling komunikasi. Seiring berjalan nya waktu mereka menjalin hubungan walaupun sebatas komunikasi dalam telepon dan via chat karena latar belakang mereka yang sama sama tinggal di pesantren yang berbeda di kota Yogyakarta dan Marwan ternyata Rois di pesantrennya (ketua/pengurus pesantren) makanya dalam berhubungan pun banyak via telpon/chat dan terkadang bertemu hanya menanyakan kabar/ tegur sapa jadi hubungan mereka banyak keterbatasan karena melihat latar belakang agamis yang sama-sama saling menghargai dan saling menghormati pribadi dan latar belakang masing-masing.
Suatu ketika ada praktik/ penelitian yang membutuhkan data untuk tugas. Marwan dan Sri Ayu sama sama ingin berwawancara ke kantor yang ada di desanya, mereka melakukan wawancara bersama dan pulang dari wawancara tersebut Marwan memberanikan diri ke rumah Sri ayu dan menemui Bapak Sri dan berkata bahwa dia adalah teman Sri satu jurusan satu Universitas, padahal mereka ada hubungan yang memang bukan sekedar teman tapi Marwan belum memberanikan diri menyampaikan hal tersebut kepada Bapak Sri karena secara kesiapan Marwan merasa belum pantas dan belum siap, tapi Marwan sendiri berkata kepada Sri bahwa InsyaAllah suatu hari nanti saya mau datang lagi ke orangtuamu untuk memperkenalkan diri bahwa saya adalah lelaki yang dekat dengan Sri dan ingin serius ingin menjadi calon menantu Bapak Sri. Tapi untuk saat ini belum saatnya untuk memperkenalkan diri kepada Bapakmu bahwa saya calon menantu Bapakmu.
Seiring berjalannya waktu ternyata niat baik Marwan sia-sia untuk memperkenalkan diri sebagai calon menantu kepada Bapak Sri karena sudah ada calon Sri yang sudah terlebih dahulu kerumah Bapak Sri untuk menjodohkan Sri dengan laki laki kenalan teman Bapak Sri. Berawal perjodohan tersebut dengan saling tukar foto Sri dengan laki-laki bernama Wanda, setelah tukar menukar foto selang beberapa minggu, dengan izin Allah mereka dipertemukan di rumah ketika Sri sedang pulang dari perkuliahan dan Wanda pun sedang pulang kerja dari Solo. Akhirnya Sri Ayu dan Wanda di pertemukan dan mereka di jodohkan oleh kedua orangtua mereka.
Sri bingung berkata bagaimana terhadap Marwan yang memang sebenarnya sudah berniat untuk serius pada dirinya hanya saja belum siap untuk saat ini karena kesiapan Marwan yang masih duduk di meja perkuliahan. Akhirnya Sri meberanikan diri untuk berkata yang sebenarnya via telpon kepada Marwan " Marwan mohon maaf memang didunia ini kita hanya sebagai pemain/ tokoh dalam sebuah drama, pastinya ada Sang pembuat skenario ada Sang sutradara yang menggerakan kita akan melangkah kemana, seperti hal nya diri saya, saya hanya pemain/tokoh dalam drama tersebut saya tak berkuasa atas segala sesuatunya tanpa Sang sutradara gerakkan sesuai skenarioNya. Jadi mohon maaf untuk hubungan kita tidak bisa kita lanjutkan karena skenario dramanya harus selesai sampai disini. Tapi tidak ada yang tahu jalan skenario berikutnya apakah kita akan dipertemukan kembali atau tidak karena kalau Sang sutradara menghendaki kita berjodoh kita pasti kan bertemu kembali." Perkataan Sri yang cukup menyakitkan hati Marwan.
Sri pun menjelaskan bahwa dia sudah dipertemukan dengan lelaki yang memang orangtuanya menyetujuinya. Marwan berusaha lapang dada dan mengikhlaskan Sri dengan berkata bijak dan menerima keputusan Sri. Akhirnya hubungan Marwan dan Sri berakhir dan Sri menikah dengan laki-laki yang dipertemukan/dijodohkan oleh orangtua Sri yaitu Wanda.
Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H