Lihat ke Halaman Asli

Ainaya Safira

Jangan takut untuk mencoba

Detik Terakhir

Diperbarui: 6 Februari 2020   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.istimewa

Ristya Ulfah Syahna, itulah namanya. Tapi, orang memanggilnya dengan nama Ris/Ristya. Dia terlahir di kota Kembang. Ya, Bandung. Bandung menjadi salah satu saksi dari kisah kehidupannya dari titik awal hingga mungkin sampai akhir. Bandung, yang didominasi oleh suku sunda itu membuat orang berpandangan bahwa  para wanita yang berasal dari sunda itu rata-rata memiliki paras yang cantik nan indah dipandang. ''Termasuk aku hehe'' ucap ristya.

*Part 1*

''Ris? Kamu sedang apa? Ibu mau minta tolong sebentar.'' ucap Ibu Ristya.

''Iya bu sebentar aku lagi ini dulu tanggung bu. Lagi seru-serunya ini'' Balas ristya dengan nada lembut.

''Cepat sini, kamu sedang apa sih?'' ucap ibu dengan sedikit nada kebingungan.

Ristya segera menemui ibunya. ''Iya bu ada apa?'' ucap Ristya.

'' Kalau disuruh tuh, jangan di nanti-nanti, jangan hanya karena kamu keasikan nonton film jadi lupa dengan segalanya. Kalau kamu sudah asik menonton, pasti seperti yang sedang dihipnotis. Udah sana tolong belikan ini ke warung. Ibu sudah menuliskan semuanya. '' ucap ibu dengan memberikan secuil kertas dengan daftaran kebutuhan rumah tangga.

''Siap bu komandan. Berangkattttttttttttttttttt'' ucap Ristya dengan bergegas pergi ke warung.

Begitulah ristya, mempunyai hobby menonton film. Yang menjadi dominannya adalah film FTV. Menurutnya, film FTV adalah film terfavorit. Karena baginya film FTV itu tidak hanya sekedar hiburan semata. Namun banyak pelajaran didalamnya. 

Banyak makna yang tersirat di dalamnya, kisah yang diangkatnya pun tidak jauh dari kehidupan nyata. Kisah yang banyak diangkat dari fakta membuatnya tersentuh dan berfikir bahwa ternyata hidup itu tidak semanis gula. 

Dan ternyata hidup pun pasti banyak rintangan yang menghadang seperti layaknya dalam sebuah pertandingan Karate, misalnya. Sekali mental tidak kuat, terlindas oleh lawan. Begitupun dengan kehidupan. Sekali tidak kuat dengan kenyataan hidup, terlindas oleh pahitnya takdir Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline