Lihat ke Halaman Asli

Aina LathifaZhahra

Mahasiswa jurusan agribisnis di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Kondisi Terkini Para Pedagang di Pasar Kutabumi, Setelah Penyetujuan Revitalisasi

Diperbarui: 22 Juni 2024   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kutabumi, foto : aina

Tangerang - Pasar Kotabumi, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, sedang menghadapi perubahan besar setelah penyetujuan proyek revitalisasi. 

Saat ini, sekitar 390 dari 591 pedagang telah setuju untuk pindah ke tempat penampungan sementara (TPPS) selama proses pembangunan berlangsung. Revitalisasi ini penting untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional dengan pasar modern yang semakin dominan. 

Para pedagang yang mendukung proyek revitalisasi ini berharap untuk dapat meningkatkan kondisi dan fasilitas pasar, sehingga mampu menarik lebih banyak pelanggan dan memberikan pengalaman belanja yang lebih baik. 

Banyak pasar tradisional yang tenggelam karena kalah bersaing dengan pasar modern. Dengan revitalisasi, diharapkan Pasar Kutabumi bisa lebih menarik dan teratur.

Namun, proyek revitalisasi ini juga menghadapi tantangan. Para pedagang yang menolak proyek ini dengan menghadang alat berat yang akan digunakan untuk menggusur bangunan pasar Adu mulut hingga aksi saling dorong tak terelakan antara pedagang dan petugas pembongkaran. 

Meski akhirnya sebagian bangunan pasar dirubuhkan dengan alat berat untuk kepentingan revitalisasi, beberapa pedagang tetap menolak relokasi ke tempat penampungan sementara dan memilih bertahan karena masih memiliki sertifikat hak guna bangunan (HGB) hingga tahun 2029 mendatang.

 Kutabumi, foto : aina

Hal ini terjadi bukan tanpa alasan, sejumlah pedagang menolak revitalisasi karena harga kios baru yang dinilai terlalu tinggi. Adanya biaya uang tanda jadi (UTJ) di penampungan pasar sementara sebesar Rp3.000.000 dan uang sewa perharinya sekitar Rp130.000 perhari. 

Mereka khawatir bahwa biaya tambahan ini akan memberatkan mereka, terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Para pedagang yang menolak juga menggelar aksi protes, menuntut kejelasan lebih lanjut dan penyesuaian harga yang lebih terjangkau.

Saat ini para pedagang yang menolak untuk pindah ke tempat penampungan sementara (TPPS) kembali membuka lapak - lapak baru di sekeliling area pasar, yang saat ini kondisi pasar sudah rata dengan tanah. 

Tidak sedikit pedagang yang akhirnya menyewa kios - kios diarea sekitar pasar, karena mereka merasa harga sewanya lebih rendah dari pasar sementara yang disediakan dan juga tempatnya yang lebih strategis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline