Lihat ke Halaman Asli

Melewati Masa Sulit, Adaro pertahankan EBITDA dan Lakukan Efisiensi

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy


Meski harga batubara melemah, Adaro mencatat EBITDA sebesar AS$22 juta. Selain itu, Adaro mampu mempertahankan marjin EBITDA yang solid pada tingkat 25%.

Hingga akhir tahun 2013, Adaro mampu mempertahankan asetnya dalam kondisi stabil pada AS$6.734 juta. Laba bersih yang dicatat Adaro pada 2013 turun 40% menjadi AS$229 juta. Namun dari sisi operasional, Adaro mengklaim dalam laporan keuangannya, tetap kuat dari segi permintaan batu bara. Perusahaan ini menyoroti harga batubara yang tertekan pada 2013 karena kelebihan pasokan di pasar natubara, juga harga domestik yang lebih rendah di Cina. Kondisi ini rupanya telah diantisipasi Adaro dengan beberapa hal, diantaranya meningkatkan proses bisnis dan produktivitas di sepanjang rantai pasokan batubara, menurunkan belanja modal, menghasilkan arus kas positif dan terus berkomitmen membayar cicilan utang. Itulah sebabnya, Adaro tetap berhasil mencapai target 2013 meski di tengah kondisi makro yang sulit.

Divisi penambangan dan perdagangan batubara Adaro, yaitu PT Adaro Indonesia (AI) and Coaltrade Services International Lte Ltd (CTI), menyumbangkan sekitar 93% dari pendapatan usaha. Kontribusi besar lain juga datang dari PT Saptaindra Sejati (SIS), divisi Adaro yang menangani jasa penambangan yaitu meliputi 4% dari pendapatan jasa bersih. Pada 2013, pendapatan usaha bersih dari pihak ketiga yang dihasilkan SIS turun 30% menjadi AS$148 juta dari AS$2010 juta pada 2012. Kondisi ini salah satunya disebabkan keputusan SIS untuk tidak memperpanjang kontrak dengan dua pelanggannya.

Akses likuiditas sekitar AS$1,1 miliar serta fasilitas kredit yang memiliki masa jatuh tempo yang panjang, tampaknya memberikan ruang yang signifikan bagi Adaro untuk bisa mengatasi masa sulit. Komitmen Adaro terhadap pembayaran utang-utangnya terlihat dari inisiatif mempercepat pembayaran sejumlah AS$54 juta pada 2013. Hal ini melebihi amortisasi tetap dari jadwal pembayaran utang, sehingga total pembayaran utang yang dilakukannya pada tahun lalu sebesar AS$214 juta. (Lbk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline