Lihat ke Halaman Asli

Aimmatus Sadiyah

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Mengenali Makanan yang Mengandung Boraks dan Bahayanya

Diperbarui: 26 Mei 2022   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Makanan yang kita konsumsi sehari-hari mempunyai kandungan yang beragam. Bahan yang digunakan untuk membuat makanan tersebut juga mempunyai efek bagi tubuh kita, baik efek positif maupun negatif. Berbagai jenis bahan berbahaya juga sering ditambahkan dalam makanan, seperti boraks. Bahan-bahan tersebut mempunyai efek yang sangat buruk untuk dikonsumsi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kita harus bisa membedakan makanan yang layak dan tidak layak untuk kita konsumsi.

Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat boron (B). Boraks merupakan anti septik dan pembunuh kuman. Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan antiseptik pada kosmetik (Svehla, G). Asam borat atau boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa kimia dengan rumus Na2B4O7.10H2O berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat (Syah, 2005).

Dalam dunia industri, boraks memiliki banyak manfaat, antara lain unuk membuat campuran detergen, antiseptik, pembasmi serangga, salep kulit, dan pengawet kayu. Boraks juga digunakan untuk memisahkan emas dari bijihnya untuk mengganti pengunaan raksadan digunakan sebagai pengemulsi (zat pencampur) atau bahan pengawet untuk produk pelembap, krim, sampo, gel, dan sabun mandi.

Boraks mempunyai beberapa keuntungan sebagai pestisida, memiliki toksisitas yang rendah terhadap manusia daripada pestisida lainnya, dan lebih sedikit serangga yang resisten karenanya. Namun demikian boraks dan zat-zat kimia yang berhubungan dapat menyebabkan keracunan. Boraks dapat membunuh beberapa jenis organisme dengan cara berbeda. Seranga terbunuh oleh boraks karena boraks ini berperan sebagai racun perut dan juga sebagai zat abrasif  pada permukaan luar serangga.

Boraks sering digunakan oleh oknum pedagang sebagai bahan tambahan makanan yan dibuatnya, untuk membuat teksur lebih kenyal dan terlihat menarik. Selain itu, penambahan boraks pjuga dapat membuat makanan menjadi tahan lama. Berdasarkan data yang dihimpun oleh  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2005 bahwa bahan makanan yang menduduki peringkat teratas mengandung boraks adalah ikan laut, mie basah, tahu dan bakso (Fardiaz, 2007).

Berdasarkan dari hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan di Jakarta, banyak ditemukan produk pangan di pasar dan supermarket  seperti bakso, tahu, mie basah dan siomay yang memakai bahan tambahan boraks. Tentunya hal ini sangat membayakan orang yang mengonsumsi makanan tersebut. Pemerintah telah melarang penggunaan boraks, yaitu dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1168/MENKES/PER/X/1999, yang berisi bahwa boraks termasuk dari salah satu bahan kimia yang penggunaannya dilarang untuk produk makanan.

Banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bahaya boraks jika tercampur dalam makanan yang kita konsumsi. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh secara terus-menerus. Seringnya mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks, salah satunya akan menyebabkan gangguan hati. Masuknya boraks yang terus menerus, akan menyebabkan rusaknya membran sel hepar, kemudian diikuti kerusakan pada sel parenkim hepar.

Paparan boraks meski hanya sedikit pada orang yang sensitif mungkin akan menyebabkan serangkaian gejala. Gejala awal keracunan boraks dapat berlangsung beberapa jam hingga seminggu setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis keracunan boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut (Saparinto dan Hidayati, 2006): 

  1. Sakit perut sebelah atas, muntah dan mencret

  2. Sakit kepala, gelisah

  3. Penyakit kulit berat 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline