Semarang (10/02/2024)-Desa Ngablak yang terletak di kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali, masih memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah. Aneka ragam flora dapat tumbuh dengan subur. Potensi alam yang begitu banyak tentu saja dapat di manfaatkan untuk berbagai macam hal, salah satunya yaitu menjadi peluang untuk memulai sebuah usaha.
Ecoprint merupakan salah satu teknik dalam dunia tekstil yang memanfaatkan bahan alam untuk menghasilkan berbagai bentuk dan warna di permukaan kain. Dengan memanfaatkan bahan alam Desa Ngablak yang melimpah, ecoprint akan menjadi salah satu ide UMKM yang cukup menjanjikan. Keragaman motif yang dihasilkan akan menjadi daya tarik tersendiri dari produk ecoprint. Corak yang berbeda satu dengan lainnya membuat nilai jual ecoprint begitu tinggi.
Melihat potensi tersebut, salah satu mahasiswi KKN Tim 1 Undip 2023/2024 mengenalkan kepada masyarakat tentang ecoprint. Pengenalan ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa bahan alam yang ada di sekitar dapat menjadi penghasilan yang menjanjikan apabila dimanfaatkan dengan benar. Selain pengenalan, masyarakat juga diajak untuk mempraktekkan secara langsung bagaimana cara pembuatan ecoprint.
Ada dua teknik ecoprint yaitu teknik kukus (steam) atau yang biasa disebut iron blanket dan teknik pukul (pounding). Sebelum memilih melakukan antara kedua teknik tersebut, ada persiapan yang harus dilakukan yaitu melakukan perendaman kain pada air yang dicampur dengan kapur (scouring) dan dilanjut dengan perebusan kain dengan larutan tawas yang kemudian didiamkan selama 3 jam (mordant). Kedua teknik ini dilakukan guna untuk membuat warna yang dihasilkan lebih keluar.
Pelatihan yang dilakukan pada 03 Februari 2024 menggunakan totebag sebagai media kain dan memilih teknik pounding untuk pembentukan motif. Kegiatan dimulai dengan pengenalan kepada masyarakat tentang ecoprint, teknik apa saja yang digunakan, alasan kenapa ecoprint dapat menjadi UMKM yang menjanjikan, produk apa saja yang dapat dihasilkan, bagaimana pengemasan dan pemasaran yang dapat memikat pembeli, dan yang paling penting adalah bagaimana cara menghitung HPP dan Harga Jual dari produk yang telah dihasilkan.
Selama pelatihan, masyarakat sangat antusis dalam pembuatan motif pada totebag. Bahan-bahan yang disediakan langsung habis karena antusias mereka. Dengan pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal apa itu ecoprint dan memanfaatkannya sebagai salah satu ide UMKM sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarkat Desa Ngablak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H