Lihat ke Halaman Asli

SBY Tak Perlu Tegur Anak

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13462395901708061090

[caption id="attachment_209373" align="aligncenter" width="663" caption="Foto SBY: viva.co.id"][/caption] Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menegur audiensi saat dirinya menyampaikan pidato. Kali ini SBY menegur anak-anak pada puncak Hari Anak Nasional 2012, di di Theater Imax Keong Emas, TMII - Jakarta Timur, Rabu (29/8/2012). Demikian diberitakan berbagai mas media hari ini. Adalah wajar, jika anak-anak tertidur saat mendengar pidato. Apalagi materi yang disampaikan presiden terbilang berat. SBY menegur sambil menunjuk ke arah kursi yang ditempati sekitar 581 anak. Anak-anak itu terdiri dari siswa madrasah, sekolah, dan pesantren. Menurut salah seorang panitia, para siswa ini sudah tiba di lokasi acara mulai pukul 8 pagi. Sedangkan acara SBY baru digelar dua jam kemudian. Di twitter sontak berbagai tanggapan muncul. Warga twitterland anggap terlalu berlebihan. Hampir semua warga twitterland menyesalkan tindakan Presiden yang terlalu berlebihan terhadap anak-anak yang memang kelelahan lama menunggunya. Pidato atau ceramah, seperti yang dilakukan Pendeta di Gereja atau Khatib-khatib di Mesjid atau majelis-majelis taklim adalah hal yang bersifat satu arah. Karena sifat inilah membuat audien ngantuk. Apalagi shalat Ied. Coba ingat-ingat saat shalat idul fitri yang baru lalu. Karena rukun shalat Ied, shalat dulu baru ceramah (berbeda dengan shalat jumat), banyak audiens yang bangkit dari tempat duduk dan meninggalkan lapangan. Apa yang terjadi? Khatib tak menegurnya. Maaf, analogi ke khatib mungkin kurang tepat. Tapi berdasarkan pengamatan saya, ketika ustdaz, khatib atau dai yang ceramahnya tak didengar, mereka akan intospeksi. Berarti kemampuan orasi perlu ditingkatkan. Coba perhatikan ceramah Gus Dur Saat jadi presiden! Karena beliau juga kyai yang biasa ceramah, saat jadi presiden, berpidato enak di dengar. Kadang nyeleneh! Sekedar pendapat Rakyat Jelata :D Tulisan lain di sebelah:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline