Dalam 2 pekan terakhir ada lusinan yang seluruhnya berasal dari lingkup pendidikan Alumni SMA dan Universitas mendeklarasikan dukungan kepada Capres Nomor 01 Joko Widodo. Diantaranya ada SMA Pangudi Luhur dan sejumlah kampus di Jakarta, Universitas Indonesia (UI) dan Trisakti diantaranya.
Beberapa hari setelahnya, juga disusul oleh Cawapres 02 Sandiaga Uno dengan mendeklarasikan dukungan alumni SMA se-Bulungan, Jakarta Selatan, Juga pertemuan dengan sejumlah alumni SMA Pangudi Luhur yang merupakan almamater Sandiaga Uno.
PERANG PERNYATAAN DI DEKLARASI
Yang menarik, adalah pernyataan yang disampaikan oleh Capres 01 Joko Widodo. Pada acara deklarasi Alumni Universitas Trisakti menggunakan pengeras suara yang biasa digunakan saat berunjuk rasa, Capres Jokowi mengungkapkan "Saya bukan diktator. Saya bukan pelanggar HAM. Saya tidak memiliki beban luka masa lalu" teriak Jokowi yang disambut gemuruh sorak-sorai ribuan alumni Universitas Trisakti, yang digelar di Hall Basket, Senayan, Jakarta.
Sebelumnya pada acara deklarasi alumni SMA Pangudi Luhur, Jokowi berseloroh, "Kagetnya bukan apa-apa. Sebetulnya tadi mau saya tanyakan, kok yang didukung saya?" padahal kita tahu, Sandiaga Uno adalah alumni SMA Pangudi Luhur tahun 1987.
Sandiaga Uno pun langsung bereaksi, "Ya kita apresiasi teman-teman yang mendukung presiden, teman-teman yang mendukung kami. Tapi saya sampaikan jangan sampai ini jadi ajang gagah-gagahan, besar-besaran, heboh-hebohan. Tapi bagaimana yang bisa dirasakan masyarakat," kata Sandiaga di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, dua hari setelah deklarasi alumni PL terhadap Jokowi.
TRAGEDI TRISAKTI & PIDATO JOKOWI
Dua pernyataan Jokowi di atas seolah jelas memberikan singgungan kepada siapa. Pernyataan pertama, bahwa Trisakti adalah kampus yang saat masa peralihan reformasi kehilangan 4 mahasiswanya, yakni Elang Mulia Lesmana (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur), Hafidhin Royan (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil), Hery Hartanto (Fakultas Teknologi Industri), dan Hendriawan Sie (Fakultas Ekonomi).
Sejumlah aparat Kepolisian dari Korps Brimob Polri disidang di Mahkamah Militer kala itu. Sejumlah pelakunya dihukum 3 hingga 6 tahun penjara. Belakangan disampaikan Komnas HAM dan masih diperjuangkan hingga kini, tragedi Trisakti belumlah tuntas. Sejumlah aparat kemanan yang divonis penjara hanya aktor lapangan. Investigasi Komnas HAM menyebutkan ada dugaan auktor lain yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi pada era Orde Baru dimana campur tangan militer di berbagai bidang saat itu sangat masif.
Meski jika ditilik lagi, kasus Trisakti yang penyelidikan awalnya dilakukan oleh Komnas HAM, juga tak selesai di akhir periode pertama Jokowi memerintah.
Lalu apakah Deklarasi Alumni untuk Jokowi dan juga beberapa kepada Sandiaga Uno, ada maksud tertentu?
Hasil survei dari beberapa lembaga Seperti Litbang Kompas, Median, dan Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan data bahwa Pasangan 01 Jokowi-Ma'ruf didukung mayoritas oleh kalangan berpendidikan menengah-bawah SD dan SMP Tetapi secara proporsi pemilih jumlah mereka mayoritas. Sementara Pasangan 02 Prabowo-Sandi unggul di kalangan berpendidikan menengah-atas SLTA dan Universitas. Lalu apa kaitan deklarasi SMA dan Universitas bagi pasangan 01 dan 02.
"EFEK BANDWAGON" PADA ALUMNI SMA-UNIVERSITAS
Kuncinya adalah banyaknya deklarasi yang dilakukan akan memunculkan efek Bandwagon, sebuah teori yang berasal dari penelitian empirik di Amerika yang muncul pertama kali di pertengahan abad ke-19, dimana pemilih cenderung untuk "ikut-ikutan" dari pemilih kebanyakan yang terinformasikan.