Lihat ke Halaman Asli

Meningkatkan Kesadaran Literasi di Kalangan Remaja

Diperbarui: 19 November 2024   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Peningkatan yang pesat dalam penggunaan akses internet dikalangan remaja saat ini, tidak dapat dibarengi dengan kecakapan literasi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan maraknya kasus kasus terkait penyalahgunaan fungsi internet perkembangan dunia digital seharusnya menjadi media untuk memudahkan kehidupan namun malah merugikan, karena tidak dibarengi dengan edukasi literasi digital.

UNESCO dan Kemenkominfo juga menyatakan bahwa indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001%. Ini berarti dari setiap 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) dalam situs resminya juga pernah merilis hasil riset bertajuk "World's Most Literate Nations Ranked" yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016.

 Dalam riset tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca, tepat di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61). Ironisnya, dari segi infrastruktur yang mendukung kegiatan membaca, peringkat Indonesia sebenarnya berada di atas beberapa negara Eropa.

Remaja seringkali malas membaca karena beberapa faktor. Pertama, tingginya konsumsi media digital membuat mereka lebih tertarik pada media sosial dan hiburan digital. Selain itu, kurangnya minat dan kebiasaan membaca sejak kecil juga berkontribusi, sehingga mereka merasa tidak terbiasa. Beban akademis yang padat sering membuat membaca menjadi pilihan terakhir. 

Akses yang terbatas terhadap buku menarik dan tingkat pemahaman yang rendah terhadap materi yang dibaca dapat menambah frustrasi. Pengaruh lingkungan, seperti keluarga dan teman yang tidak membaca, serta alternatif hiburan lain seperti video game dan film, semakin memperburuk keadaan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan kreatif dan dukungan dari orang tua, guru, dan komunitas untuk menumbuhkan minat baca di kalangan remaja.

Untuk meningkatkan kesadaran literasi di kalangan remaja, perlu dilakukan beberapa langkah strategis. Pertama, sekolah harus menerapkan metode pengajaran yang interaktif dan menarik, seperti diskusi kelompok dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. 

Selain itu, mengadakan kegiatan membaca bersama, seperti klub buku atau kompetisi membaca, dapat mendorong remaja untuk lebih aktif berpartisipasi. Keterlibatan orang tua juga penting; mereka harus didorong untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan membaca di rumah. 

Program literasi digital juga harus diperkenalkan untuk membantu remaja memahami cara mengakses dan mengevaluasi informasi secara efektif. Terakhir, kampanye yang melibatkan komunitas untuk mempromosikan budaya membaca dan memberikan akses yang lebih baik terhadap bahan bacaan berkualitas dapat membantu menumbuhkan minat literasi yang lebih tinggi di kalangan remaja.

Meningkatkan kesadaran literasi di kalangan remaja adalah investasi penting untuk masa depan mereka. Dengan mengimplementasikan berbagai strategi dan melibatkan semua pihak, kita dapat menciptakan generasi yang lebih cerdas dan mampu berpikir kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline