Lihat ke Halaman Asli

Ailsanabz

Ailsa Nabila Azzahra

Beliau Berhasil Membuka Mata dan Hatiku

Diperbarui: 10 Mei 2020   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku hanyalah seorang mahasiswa normal seperti mahasiswa lainnya di kampus. Mungkin ada satu hal yang membedakanku dari yang lainnya, aku dari kecil kurang tertarik dengah satu mata pelajaran. Saat pertama kali ke kampus ada satu hal yang kuharapkan, "semoga tidak bertemu pelajaran itu". Namun ketakutanku di awal menjadi suatu kebenaran, tidak tahu apa salah pelajaran ini yang belum pernah berhasil membuat hatiku tertarik kepadanya.


Pelajaran yang ku maksud di sini adalah pelajaran kewarganegaraan. Tidak tahu apa salah pelajaran ini, tetapi aku kurang tertarik untuk mempelajarinya sejak kecil. Mungkin karena banyak undang-undang yang harus ku hafal, dan lebih sering mendapatkan guru yang membuatku menjadi lebih tidak menyukai pelajaran ini karena cukup membosankan.Bahkan kata membosankan itu masih berada di dalam otakku sampai hari pertamaku bertemu dosen mata kuliah kewarganegaraan ini.


Di hari pertama bertemu dosen kewarganegaraanku, ada sedikit rasa di hatiku untuk bersyukur karena mendapatkan dosen seperti Pak Edi. Pak Edi merupakan guru pertamaku di pelajaran ini yang bisa membuat murid atau mahasiswanya menerima pelajarannya dengan baik. Walaupum dalam sikap berbicaranya ada hal yang bertolak beakang denganku, tetapi aku bisa memakluminya. Menurut beliau, hal itu dapat beliau dasari dengan niat awal mengucapkan kalimat tersebut. Beliau mengucapkan hal tersebut dengan tujuan  supaya kami sebagai mahasiswa tidak merasa tegang dan lebih akrab dengan beliau, like jus't for have fun guys.


Bisa dibilang sikap beliau yang sangat menghargai kami sebagai mahasiswanya membuat kami sungkan atau bisa dibilang juga sangat membuat kami tidak enak hati jika membuat beliau kecewa. Di sini saya belajar, bahwa mendisiplinkan atau membuat murid atau mahasiswa agar belajar dengan baik dan benar tidak memerlukan kekerasan. Mendisiplinkan kami juga tidak butuh kekerasan dan tekanan. Hal ini sudah dibuktikan sendiri dengan cara beliau mengajar kami.


Selama menjadi dosenku, tidak pernah beliau marah terhadap kami. Beliau sangat menghargai pendapat kami yang berbeda-beda. Namun hal ini membuat beliau lebih terlihat berwibawa menurut saya. Hal ini membuat beliau terkadang terlihat seperti ayahku dan membuatku lebih merasa nyaman juga saat belajar bersama beliau. Banyak hal yang diajarkan beliau terhdap kami, seperti:

1. Kita bebas berpendapat


Sebagai mahasiswa dan salah satu rakyat indonesia, kita berhak berpendapat. Tetapi, hal itu juga harus kita lakukan dengan bahasa yang sopan. Namun, untuk berpendapat di segala hal itu masih merupakan hak kita. Sering beliau setiap setelah melakukan presentasi di kelas menerapkan hal ini. Biasanya salah satu dari kami akan mengangkat tangan dan menyebutkan pendapatnya tentang presentasi tersebut. Tidak jarang juga beliau menunjuk beberapa dari kami untuk bebas berpendapat dari hasil presentasi yang telah disampaikan di depan.


2.Pembullyan tidak hanya lewat fisik


Materi yang kudapat juga merupakan pembullyan yang tidak hanya berasal dari fisik saja. Tetapi, ketika kita tidak berhati-hati dalam mengucapkan kalimat dan tidak memilihnya dengan seksama akan menimbulkan kesalahpahaman dan bisa termasuk ke dalam pembullyan melalui verbal atau ucapan. Di dunia nyata kita sudah sering melihat pembullyan secara verbal ini, seperti yang akhir-akhir ini sering terjadi. Yaitu, banyaknya orang-orang atau artis yang merasa depresi bahkan harus mengakhiri hidupnya dikarenakan merasa depresi atas komentar-komentar netizen yang diberikan kepadanya. oleh karena itu, walaupun dalam bentuk bercanda kita juga harus lebih berhati-hati memilih kalimat yang akan kita ucapkan.

Masih banyak pelajaran-pelajaran yang ku dapat dari beliau. Dan beliau merupakan satu-satunya guru kewarganegaraamku sejak kecil yang bisa membuatku paham dengan pelajaran ini. Beliau juga lah guru atau dosen pertama yang bisa membuka hatiku untuk menyukai pelajaran ini. Seperti yang kita ketahui bahwa kita akan menyukai suatu hal jika kita memahami hal tersebut bukan.

Aku berharap agar lebih banyak lagi dosen atau guru yang bisa belajar dari Pak Edi. Baik itu cara beliau berbaur dengan mahasiswanya maupun cara beliau mengajar kami sebagai murid atu mahasiswanya. Dengan begitu akan lebih banyak lagi remaja-remaja Indonesia yang semulanya tidak menyukai pelajaran seperti kewarganegaraan menjadi menyukainya. Tidak hanya untuk pelajaran kewarganegaraan saja, tetapi semua pelajaran juga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline