Lihat ke Halaman Asli

Dewi Ailam

Seorang pengagum dunia seputar Al-Qur'an dan tafsirnya. Salam Literasi^^

Sadarkah Kau Wahai Perempuan?

Diperbarui: 9 April 2021   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: wsj.com

Menjadi perempuan tidaklah mudah, dari mulai dikaitkan dengan dalangnya nafsu sampai pada konstruksi sistem gender yang mengakar kuat.

Wahai perempuan, Setujukah kalian dengan pernyataan bahwa adanya keberagaman itu memperindah? Bukankah keberagaman itu penting? keberagaman adalah kita, Indonesia. Keragaman juga kita, perempuan dan laki-laki.

Perempuan dan laki-laki pada dasarnya merupakan jenis kelamin (gender) sebagaimana male dan female. Sementara sifat yang melingkupinya disebut dengan feminin pada wanita (female) dan maskulin pada pria (male). 

Feminin maupun maskulin merupakan definisi untuk membedakan perempuan dan laki-laki dimana dalam interpretasinya terbentuk berdasarkan kontruksi sosial-budaya. Yang kemudian disebut dengan konsep gender.

Gender, sebagaimana yang kita ketahui merupakan konsep yang digunakan dalam pengidentifikasian laki-laki dan perempuan berdasarkan kacamata sosial-budaya

Yang seiring panjangnya sejarah, terdapat stereotipe gender atau istilah mudahnya ketimpangan konsep yang mengunggulkan salah satu, cenderung patriarki  sehingga menyebabkan ketidak-adilan. Pihak perempuan pun termarginalkan. Itulah kenapa, sampai saat ini kajian mengenai kesetaraan gender masih terus digaungkan.

Lalu, setujukah kalian dengan pernyataan bahwa, birahi laki-laki disebabkan oleh lekuk tubuh wanita? Dengan argumen tersebut menjadikan wanita harus dikekang, tak boleh menampakkan diri dan diam saja di rumah. Kenapa tidak laki-laki yang dituntut memalingkan pandangan dan mengendalikan nafsunya? 

Kecuali jika perempuan yang menggoda, maka dia lah yang seharusnya mengendalikan diri dan menumbuhkan rasa malu. Bagaimanapun, mereka yang sadar diri tidak akan mudah tergoda duniawi. 

Walaupun di lapangan, masih banyak ditemui laki-laki yang tak sadarkan diri sampai tega berbuat senonoh, pelecehan dan kekerasan. Semoga kita dijauhkan dari perilaku tersebut.

Selanjutnya, barangkali dari kita masih belum menyadari beragam persoalan lain yang menjadikan hal “ini” timpang. Oleh karena itu, coba kita sedikit kembali membaca masa lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline