Lihat ke Halaman Asli

Lunturnya Nilai Agama Mengakibatkan Kerusakan Moral

Diperbarui: 19 Oktober 2016   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prof. Dr. Euis Sunarti mengingatkan bahwa tuntutan jaman bisa mendorong orang semakin pragmatis dan meninggalkan agama.

Prof. Euis Sunarti menjadi pembicara dalam Seminar Kebangsaan “Reformulasi KUHP Delik Kesusilaan dalam Bingkai Nilai-nilai Keindonesiaan” yang diselenggarakan oleh Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia. Seminar yang bertujuan untuk mensosialiasikan inisiatifjudicial review terhadap tiga pasal kesusilaan dalam KUHP itu dilaksanakan pada hari Senin (26/09) di Komplek MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta.

Menurut Euis, kondisi jaman memaksa keluarga Indonesia untuk meningkatkan ketahanan dirinya. 

“Empat puluh lima persen keluarga Indonesia masih tergolong tidak sejahtera. Hampir seluruh waktu keluarga digunakan untuk mencari nafkah agar dapat memenuhi kebutuhan yang paling dasar. Akibatnya, keluarga tidak lagi mampu mengontrol lingkungan terkecil dan terdekat, apalagi menjadi unit sosial terkecil untuk membangun masyarakat madani,” ungkap Euis.

Lunturnya nilai-nilai agama di tengah-tengah masyarakat menyebabkan masalah semakin pelik. Banyak permasalahan yang tidak dapat diselesaikan karena masyarakat mengabaikan agama.

“Akibat meninggalkan nilai-nilai agama, kita dapat menyaksikan terjadinya kerusakan moral di mana-mana. Ada ayah yang melakukan kekerasan seksual kepada anaknya sendiri, ada ibu yang membunuh anaknya, anak yang membunuh orang tuanya, dan orang tua yang menjual anaknya. Perzinaan merebak di mana-mana, seolah tak tabu lagi. Ini adalah masalah-masalah besar yang harus kita tanggulangi bersama,” papar Guru Besar bidang Ketahanan Keluarga ini.

Kerusakan moral menunjukkan tidak berfungsinya keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat madani. Oleh karena itu, masalah keluarga sesungguhnya adalah masalah bangsa.

“Lemahnya keluarga Indonesia dan lunturnya nilai-nilai agama menciptakan masyarakat yang permisif, pragmatis, hedonis, dan materialistis. Semua ini adalah kondisi memprihatinkan yang harus menjadi perhatian setiap elemen bangsa,” pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline