Lihat ke Halaman Asli

LISA AIKO

Saat ini Aiko berprofesi sebagai guru bahasa, guru musik, guru vocal di Eagle School Semarang. Sebagai lulusan psikologi di salah satu universitas ternama di Semarang, Aiko yang lebih dikenal sebagai Lisa Aiko aktif dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan ilmu psikologi, seperti menjadi konselor, coach dan sebagainya. Selain kegiatan mengajar tersebut, Aiko juga kerap diminta untuk menjadi MC atau terlibat sebagai EO di berbagai acara. Tidak hanya itu saja, Aiko juga pernah bekerja sebagai HRD, Manajer Markom, menjadi penyiar radio dari 2003-2015 juga berkesempatan untuk menjadi Manajer Operasonal di radio swasta tersebut dan menangani banyak event di berbagai kota. Untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang, Aiko pun aktif mengikuti kelas-kelas sehingga mendapatkan gelar soft skill dari lembaga terpercaya, hingga Aiko saat ini telah mengantongi berbagai gelar softskill seperti CPS (Certified Public Speaking), CHTC (Certified Hypnosis for Teaching), CNLPTC (Certified NLP for Teaching), CCLS (Certified Counseling Skills), CTRS (Certified Therapy Skills), dan CCHS (Certified Coaching Skills). Selain melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, Aiko atau yang lebih dikenal sebagai Lisa Aiko aktif menjadi konten kreator di berbagai platform sosial media dan aktif menulis.

Wayang Orang dan Wayang Kertas, Kolaborasi Cerdas: Eagle School Semarang Hidupkan Budaya Lewat P5

Diperbarui: 24 November 2024   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semarang – Sebagai bagian dari implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Eagle School Semarang mengadakan pagelaran Wayang Orang dan Wayang Kertas yang melibatkan kolaborasi siswa dari berbagai tingkatan kelas. Acara yang diselenggarakan dalam mata pelajaran Challenge ini menjadi bukti nyata sinergi antar siswa,guru dan seluruh elemen sekolah dalam menciptakan pembelajaran bermakna.

Wayang Kertas

Mata pelajaran Challenge di Eagle School Semarang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam bentuk project. Pagelaran Wayang Kertas dilakukan oleh siswa kelas VI, VII, X, dan XI bekerja sama dalam proses persiapan yang meliputi pembuatan wayang kertas, penulisan naskah, audio recording, dan latihan pementasan. Seluruh proses didampingi oleh guru pembimbing Challenge, Coach Dedi dan Coach Nana, guru bahasa Coach Aiko dan Coach Loren, guru pembimbing pembuatan properti Coach Agus C. serta guru-guru wali kelas masing-masing.

Kreativitas dalam Kolaborasi Antar Siswa dan Guru

Pembuatan wayang kertas dipandu oleh Coach Agus C., guru yang membimbing siswa dalam merancang dan membuat wayang kertas serta properti. Dalam sesi ini, siswa tidak hanya belajar keterampilan seni rupa, tetapi juga mengembangkan kreativitas. Tak hanya itu saja. Proses pembuatan wayang kertas ini membuat siswa makin mengenal budaya Indonesia terutama wayang dan juga siswa belajar berkolaborasi dalam menyatukan ide dan gagasan selama proses pembuatan wayang kertas ini.

Penulisan Naskah dan Dokumentasi Project

Penulisan naskah dan audio recording dipandu oleh Coach Aiko dan Coach Loren, guru bahasa Indonesia dan Seni Budaya yang juga membantu siswa menyusun dialog pementasan dalam bahasa Jawa. Bimbingan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal melalui seni pertunjukan.

Siswa kelas XI juga berperan besar dalam dokumentasi project. Mereka membuat vlog bertema "Perjalanan Menuju Pagelaran ", yang menjadi bagian dari tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Melalui vlog ini, mereka meliput proses pembuatan wayang, latihan, hingga pementasan.

Kelas IX dan Kelas XII : Panggung Wayang Orang dalam Implementasi P5 

Tidak hanya siswa kelas VII,VIII,X,XI saja yang menampilkan pertunjukkan, namun siswa kelas IX dan XII juga turut serta mengimplementasikan P5 melalui pagelaran Wayang Orang. Dalam project ini, mereka juga bekerja sama untuk membuat properti di bawah bimbingan Coach Agus C., menyiapkan kostum-kostum wayang, serta menulis naskah dalam bahasa Jawa dan melakukan audio recording dengan arahan Coach Aiko dan Coach Loren seperti proses persiapan pagelaran wayang kertas. Mereka juga harus berlatih gerakan-gerakan tari yang sesuai dengan naskah yang mereka tulis. Selaku generasi global, tentu saja ada banyak rintangan dalam proses implementasi P5 ini, terutama dalam hal penulisan naskah dalam bahasa Jawa dan penuturan kata dalam bahasa Jawa, namun, semangat para siswa dan guru dalam menyelenggarakan acara ini tentu saja membuat segala rintangan tersebut menjadi motor penggerak untuk terus maju dan bergerak untuk mensukseskan acara ini.

Manfaat Implementasi P5 di Eagle School Semarang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline