Semarang, 18 November 2024 — Dalam rangka mendukung implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), seni pagelaran wayang telah menjadi salah satu metode pembelajaran inovatif yang digunakan di sekolah menengah. Dengan menggabungkan seni tradisional dan pendidikan karakter, pagelaran wayang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan, termasuk berpikir kritis, kolaborasi, dan empati.
Pagelaran wayang sebagai bagian dari P5 bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, keberagaman, dan keadilan sosial, melalui cerita-cerita moral yang terkandung dalam lakon wayang. Siswa dapat terlibat langsung dalam berbagai aspek, mulai dari pembuatan wayang, penulisan naskah, hingga peran sebagai dalang atau pemain. Hal ini tidak hanya memperkaya pengetahuan budaya mereka, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya Indonesia.
Penerapan P5 melalui pagelaran wayang juga dapat menyentuh berbagai isu sosial dan lingkungan yang relevan dengan kehidupan siswa saat ini. Misalnya, tema wayang yang diangkat dapat berkaitan dengan pentingnya menjaga keberlanjutan alam atau toleransi antar individu. Dengan cara ini, pembelajaran tidak hanya terfokus pada aspek akademis, tetapi juga pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Melalui metode ini, sekolah menengah tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan menyentuh nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Sebagai bentuk pembelajaran yang menarik dan menyeluruh, pagelaran wayang terbukti menjadi alat efektif dalam mengimplementasikan P5 di kalangan siswa.
Lisa Aiko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H