Lihat ke Halaman Asli

Jumrah, Perjuangan Ketakwaan Haji

Diperbarui: 24 Agustus 2018   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang Jamarat: terdapat tiga batuan simbol, Ula, Wusto dan Aqobah

Alhamdulillah, kami selesai melempar jumrah ula, wustho dan aqobah. Jumrah yaitu melempar tembok batuan sekian kali sebagai replikasi yang dilakukan Nabi Ibrahim AS menghalau syaitan yg berusaha membelokkannya dr perintah Allah.

Gerbang Terowongan Mina waktu dini hari, sudah ramai jamaah utk melempar jumrah

Jaman milenial saat ini, wujud Syaitan  bisa berbagai bentuk: kemalasan, kebencian, kekikiran, riya, kesombongan, ketamakan, ketidakpedulian, egois dan sifat-sifat negatif lainnya.

Jamarat Ulo, ketika agak lengang

Melawan syaitan yang tak tampak dalam diri kita lebih berat . Hanya orang2 mukmin saja yang mampu membedakan dan memblokir nafsu syaitan terlepas dari semangat ruhiyah.

Perlengkapan jamaah menghadapi cuaca panas: kupluk, kacamata hitam, masker, semprotan air, tempat air

Segala sifat destruktif itu mesti kita lempar jauh2 untuk mencapai perbaikan hubungan dengan Allah dan manusia.

Jumroh menjadi simbol perjuangan jamaah haji meraih derajat ketaqwaan yg lebih sempurna.

Menuju jamarat Wusto, suasana agak lengang

*sharing ini tulisan penulis bagian 03 dr pengalaman haji September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline