Memutuskan untuk hidup berumah tangga berarti harus siap dengan segala konsekuensinya. Itulah yang saya rasakan setelah memutuskan untuk menikah setahun lalu. Dalam banyak hal keputusan tak lagi diputuskan sendiri seperti masa lajang tapi turut melibatkan masukan dari pasangan.
Pindah ke kota yang berbeda dan kemudian memutuskan untuk menjadi perempuan rumah tangga menjadi suatu tantangan. Walaupun terkadang sempat terbesit rasa bosan mengingat kehidupan saya sebelumnya sewaktu lajang yang menyibukkan diri bekerja diluar dari pagi hingga petang. Namun ini keputusan yang sudah kami putuskan bersama-sama.
Salah satu hal cukup menantang dari kehidupan baru ini adalah soal pola pengaturan finansial. Dalam beberapa bulan setelah menikah, pasangan yang memiliki dua penghasilan Alhamdulillah cukup untuk membiayai segala kebutuhan rumah tangga berikut gaya hidup (saya) yang belum berubah sewaktu masih lajang. Namun saya tersadar dengan salah satu postingan blog salah satu teman waktu itu tentang kebutuhan dan keinginan yang menurut saya "ngena"banget.
Pernah dengar istilah enough is not enough ? itulah yang saya rasa pada waktu itu. Bukan berarti tidak bersyukur, tapi saya mulai berfikir cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan sekarang saja tidak cukup untuk modal hidup kedepan. Kehidupan rumah tangga kami yang baru berjalan dalam hitungan bulan masih jauh dari kriteria hidup layak. Kami masih belum memiliki rumah sendiri, kami masih belum bisa banyak membantu mengurangi kebutuhan orang tua kami. Belum lagi kebutuhan lain seperti persiapan ketika memiliki anak serta berbagai keinginan dan cita-cita yang masih ingin dilaksanakan kedepanya.Pasti akan terasa sulit dicapai apabila masih menggunakan pola seperti ini.
Saat itu pula langsung terbesit dalam pikiran saya tentang prioritas hidup yang harus kami miliki. Saya ingin hidup dengan bebas masalah finansial itulah prioritas saya. Saya mulai googling mencari informasi tentang financial planning dan menyadari bahwa pola hidup yang saya lakukan selama ini memang salah.
Mulailah saya merangkum cara yang menurut saya bisa kami terapkan dan kemudian mendiskusikan dengan pasangan. Pasangan setuju dan kami mulai merealisasikannya pada saat gajian. Pendapatan mulai dikotakkotakan dari hal terkecil hingga yang besar-besar. Mulai dari zakat, biaya bulanan, cicilan,uang jajan hingga tabungan serta biaya tak terduga dan juga tabungan rutin bulanan.
Terasa berat awalnya mengingat kebiasaan sebelumnya kami selalu mengeluarkan uang dengan tanpa catatan dan perhitungan sekarang harus membagi dan menggunakannya sesuai dengan nominal yang sudah disepakati. Namun karena niat sudah bulat jadi kami tetap bisa menjalankannya.
Langsung berhasil? Tentu tidak. banyak tantangan dan godaan datang tak terduga. Terlebih ditengah perjalanan kami mendapatkan rejeki calon bayi yang dititipkan di rahim saya yang otomatis merubah ritme pembiayaan rumah tangga yang sudah disepakati sebelumnya. Tapi sampai sekarang kami masih terus belajar dan memperjuangkan mimpi kami agar bisa memerioritaskan salah satu tujuan berumah tangga kami agar bisa terbebas dari masalah finansial. Walaupun masih meleset dari jangkauan.
Nah. Tentang prioritas ini saya beruntung sekali mendapatkan email dari kompasian yang saya rasa sesuai dengan kebutuhan saya. Dan bagi saya, informasi tentang adanya kompetisi bertemakan "Ini Prioritasku dan Ini Caraku Mewujudkannya"ini menjadi setali tiga uang. Alasanya, selain sebagai menjadi pengingat sekaligus pemantik untuk saya terus tetap memperjuangkan kembali prioritas saya, juga saya mendapatkan informasi tentang salah satu fitur "gaul"yang dimiliki oleh bank BTPN.
Jujur saja, sebelumnya yang saya tahu tentang BTPN adalah bank yang digandrungi oleh pensiunan karena orang tua saya merupakan salah satu nasabah bank berpelat merah ini. Dan setiap datang kekantornya yang saya temui rerata memang kaum lansia, kecuali pengantar dan juga petugas tellernya. Penasaran dengan prioritas, lalu saya mencoba mengulik informasi dengan mulai membuka IGnya di @JeniusConnect dan langsung terkesima dengan video balonku yang isinya menurut saya ngena banget. Karna info di instagram terbatas sayapun membuka websitenya di www.jenius.com serta mulai mempelajari fitur dan layanan yang ditawarkan.
Dari fitur yang saya baca, Jenius ini cukup bisa mewakili hampir kebutuhan masyarakat masa kini dengan memberikan banyak kemudahan seperti penggunaannya yang dapat digunakan kapan saja hanya melalui fitur di Smartphone, mempermudah dengan memberikan banyak tawaran potongan di berbagai merchant, serta dapat membantu kita mengontrol keuangan yang dialokasikan sesuai kebutuhan. Dan menurut saya, jenius ini merupakan salah satu inovasi perbankan yang pas untuk saya yang kebetulan memang lebih suka menggunakan uang non tunai.