“ jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu enggak pilih saya. Dibohongi pakai surat Al –Maidah ayat 51, macam – macam itu. Itu hak bapak ibu.” Kalimat Gubernur Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok inilah yang akhirnya banyak menimbulkan polemik ditengah hiruk – pikuk pesta demokrasi pemilihan Gubernur. Banyak yang beranggapan bahwa kalimat Ahok tersebut adalah bentuk suatu “Penistaan Agama” karna dengan tidak sengaja telah melecehkan salah satu surat yang ada di kitab suci umat islam.
Media sebagai sumber informasi, berperan penting dalam membentuk suatu opini terhadap khalayaknya. Pada kasus Ahok ini kita bisa melihat media – media mana saja yang pro dengan Ahok dan mana yang kontra. Dari berbagai artikel dan pemberitaan yang ada tentang kasus ini, kita dapat melihat agenda setting yang coba dibentuk oleh media. Ini terbukti dengan beberapa judul berita atau pemberitaan yang media buat.
Ini pula yang memicu aksi “Bela Islam” pada jum’at 4/11 lalu. Berbagai organisasi islam, ulama bahkan tokoh islam ikut serta dalam aksi yang menuntut Ahok diadili sebagai seorang penista agama. Disini kita juga dapat melihat peran media menciptakan opini khalayak mengenai aksi tersebut. Beberapa media menggambarkan bahwa aksi ini berjalan damai sementara beberapa media yang lain memberitakan bahwa aksi ini berakhir ricuh. Disini kita dapat lihat bagaimana kekuatan media dalam menggerakan suatu kelompok dan khalayaknya.
Terlepas dari peran media dalam membentuk opini, yang jadi kekhawatiran sebagian besar masyarakat adalah apakah ini adalah bentuk “Provokasi” atau ada “Provokator” yang bermain dan memanfaatkan isu – isu yang ada untuk meruntuhkan nilai toleransi yang sudah menjadi nilai dasar bangsa Indonesia. Banyak yang menilai isu ini sengaja diciptakan ditengah masa kampaye untuk pemilihan gubernur Jakarta. Terlepas dari pro kontra yang terjadi pada kasus Ahok dengan surat Al – Maidahnya dan aksi “Bela Islam” satu hal yang perlu kita waspadai adalah “Provokator” dan apa bentuk “Provokasi” yang telah disiapkan untuk memecah belah bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H