Lihat ke Halaman Asli

Al Farkhan Bermuda

Mahasiswa Universitas Airlangga - Ilmu Hubungan Internasional

Internasionalisasi K-Wave di Dunia

Diperbarui: 6 Juli 2022   02:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya populer negara-negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris atau Australia diketahui sudah  mendominasi dunia selama hampir satu abad. Musik, film, dan serial televisi yang diproduksi oleh perusahaan di negara barat bisa dinikmati di hampir setiap bagian dunia. 

Namun, sejak akhir 1990-an negara-negara Asia juga sudah mulai menjadi eksportir budaya popular ini dengan tetap mempertahankan budaya asli mereka. Korea Selatan telah bangkit dengan popularitas budayanya beserta stabilitas ekonominya. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi gelombang masuk budaya popular Korea di seluruh dunia.

Produk dari budaya populer Korea yang juga dikenal sebagai “Gelombang Korea” (Hallyu dalam bahasa Korea) sama seperti budaya popueler negara-negara barat yaitu berkisar dari drama televisi, film, musik populer (K-pop), dance (B-boys), dan muncul juga pada tingkat lebih rendah seperti video game, makanan, mode, pariwisata, dan bahasa (Hangul). 

Istilah Korean Wave sendiri  diciptakan oleh pers Cina (Hanliu dalam bahasa Cina) sejak kurang lebih dua dekade yang lalu untuk merujuk pada popularitas budaya pop Korea di Cina. Korea Selatan terkenal sebagai negara yang bertanggung jawab menyebarkan Korean wave (hallyu) ke seluruh negara. 

Budaya populer Korea merupakan produk hibriditas budaya yang menghubungkan tradisi Korea, budaya Konfusianisme, dan budaya populer barat dalam bentuk musik, drama, dan film. 

Saat ini, fenomena internasional ini memiliki pengaruh besar di dunia, terutama setelah kesuksesan BTS yang menakjubkan di dunia musik dan Parasite, film yang disutradarai oleh Bong Joon-Ho yang memenangkan empat Academy Awards di Oscar di tahun 2019.

Korean wave sesungguhnya telah dipersiapkan untuk dipasarkan secara global melalui pemberian dukungan yang oleh pemerintah sejak masa pemerintahan Presiden Kim Dae Jung (1993-1998) dengan slogan politiknya yaitu "Menciptakan Korea yang Baru". 

Hal tersebut berarti menandakan bahwa pemerintah Korea ingin berupaya untuk menghapus citra tradisional bangsa  dan menciptakan citra nasional yang lebih baru dan lebih modern di mata dunia. 

Kebijakan budaya di bawah pemerintahan Kim Dae Jung bertujuan untuk membangun identitas budaya yang berwawasan internasional dan mengembangkan kreativitas budaya suatu bangsa sehingga mantan Presiden Kim disebut sebagai "President of Culture". 

Setelah krisis keuangan yang menimpa kawasan Asia pada tahun 1997, kemudian di awal tahun 2000-an, pemerintah Korea mulai menargetkan ekspor budaya popular Korea sebagai bentuk inisiatif untuk membentuk zona ekonomi baru.

Pengaruh Korean Wave telah menyebar ke banyak sektor, tidak hanya hiburan, tetapi juga sektor lain. Banyak anak muda menjadi penggemar segala sesuatu yang berbau Korea – termasuk makanan Korea, budaya Korea, dan sebagainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline