Lihat ke Halaman Asli

Kematian Bukan Akhir dari Cerita Cinta

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini adalah perjalanan cinta suci seorang Tahfiz Qur’an ( penghafal al-qur’an ). Nama nya saifullah. Mencintai seorang gadis sederhana adalah pilihan hati nya ketika ia baru mengenal apa itu cinta, gadis itu bernama Afiah. Tanpa ia sadari perasaan cinta itu mengalir begitu saja. Seorang gadis yang lincah, kuat dan tegar mampu menggoyahkan hati nya ketika tanpa sengaja mata itu saling berpandangan.
Entah la aku tidak tahu mengapa belakangan ini wajah nya selalu hadir menghantui fikiran ku. sekilas aku berfikir ini adalah imajinasi yang membuat aku tidak bisa berbuat apa-apa selain terus mengingat nya. bagi ku ini adalah kekonyolan, aku pun langsung mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat isya. Selepas sholat aku pun kembali membuka al-qur’an untuk melanjutkan hafalan al-qur’an ku yang hampir usai. Al-qur’an ini adalah pemberian dari ayah ketika ayah masih hidup. aku sayang sekali dengan ayah, maka itu aku gunakan pemberian ayah dengan sebaik-baik mungkin. Dahulu ayah berpesan agar salah satu di antara kami mampu menghafal al-qur’an sampai 30 juz, dan aku ingin mewujudkan keinginan ayah walaupun ia telah tiada.
Dan seperti biasa nya aku menunaikan kewajiban ku sebagai mahasiswa, aku pun belajar di kampus. Tapi belakangan ini aku tidak pernah melihat nya lagi dan itu berkisar 3 hari. aku pun bertanya-tanya dalam hati. bahkan ketika aku lewat dari depan ruangan nya pun ia juga tidak terlihat. Biasanya ia selalu berdua bersama sahabat nya fahma kemana pun mereka pergi. Namun fahma juga kelihatan sendiri tanpa ada afiah di samping nya. aku pun mendatangi fahma yang saat itu sedang duduk di bawah pohon.
“ Assalamu’alaikum fahma.”
“ wa’alaikum salam.......”
“ Fahma kamu ada lihat afiah?”
“ Lho, memang nya kakak tidak tahu kalau afiah masuk rumah sakit.”
“ Masuk rumah sakit, memang nya dia sakit apa?”
“ Belum tahu pasti, niat nya nanti malam fahma mau jenguk dia. Koq tumben nanya’ dia, memang nya ada keperluan apa?”
“ Ada keperluan sedikit, tapi ya sudah la. Titip salam dengan nya, semoga dia cepat sembuh.”
Aku pun sedikit gelisah ketika mengetahui bahwa afiah masuk rumah sakit, tanpa aku tahu sakit yang di derita nya. aku berharap semoga dia baik-baik saja. Sepulang nya aku dari kampus, aku terus terbayang akan wajah-wajah riang nya. aku sempat berfikir apakah mungkin aku jatuh cinta, namun aku hanya bisa memendam perasaan ini sampai waktu itu tiba maka perasaan ini sendiri yang akan menyampaikan isi hati ku yang sebenar nya.
Malam nya fahma pun mendatangi afiah di rumah sakit. Melihat keceriaan afiah membuat fahma tidak yakin bahwa sahabat nya itu sedang sakit. Karena dalam keadaan sakit pun ia masih saja mau mengganggu orang, bahkan sesekali ia menggoda fahma. Hanya saja wajah afiah terlihat pucat, sekali pun ia tertawa dan tersenyum. Setiap fahma menanyakan sakit yang di derita nya ia selalu menjawab “aku baik-baik saja”. Padahal fahma tahu bahwa sahabat nya sedang mengalami sakit yang serius dan itu terlihat ketika tanpa sengaja fahma sering melihat afiah merasakan kesakitan sambil memegang dada nya. dan bukan hanya itu, fahma sering melihat afiah mengkonsumsi obat ketika mereka usai makan siang di kantin. tapi tetap saja afiah berbohong dengan mengatakan ia hanya meminum vitamin.
Saat afiah dan fahma bercerita-cerita di atas tempat tidur nya, dokter pun datang bersama 2 suster untuk memeriksa keadaan nya.
“ Bagaimana keadaan kamu hari ini afiah?”
“ Baik dok, kapan afiah bisa pulang. Afiah bosan disini.”
“ Kamu belum bisa pulang sampai keadaan kamu sedikit membaik.”
“ Dokter kan bisa lihat sendiri kalau afiah baik-baik saja.”
“ Afiah, kondisi jantung kamu belum stabil. Kalau kamu tidak di rawat intensif, keadaan kamu bisa jauh lebih buruk dari kemarin. Bahkan mungkin kamu tidak bisa.....”
“ Maksud dokter?” tanya fahma
“ Ya sudah lah lupakan saja, afiah kamu jangan lupa minum obat yang teratur. Oh ya jaga afiah baik-baik. Kamu istirahat jangan bergadang lagi, kalau kamu tidak bisa tidur lagi kamu panggil saja suster, nanti suster yang akan beri kamu obat. Supaya kamu bisa istirahat.”
“ Ok bos dokter, see you next time.” Balas afiah dengan candaan nya kepada dokter.
Dokter pun sudah biasa dengan sikap-sikap afiah yang konyol, yang sesekali ingin menggantikan posisi dokter menjadi pasien kemudian dia yang memeriksa keadaan dokter tersebut. Setelah dokter keluar dari ruangan afiah, fahma pun menatap wajah afiah dengan mata nya yang berkaca-kaca tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari pertanyaan afiah.
“ Afiah, katakan pada ku jika kamu sedang berbohong.”
“ Maksud kamu apa sih?”
“ Kenapa kamu membohongi aku tentang penyakit kamu, kamu anggap aku apa!”
“ Fahma, memang nya aku kelihatan sakit?”
“ Afiah, aku mohon untuk saat ini jangan kamu mainkan kekonyolan kamu di hadapan ku. aku serius!”
“ Baik lah, aku akan jujur fahma. aku mengidap kanker jantung dan tuduhan-tuduhan kamu selama ini benar. aku bukan minum vitamin tapi aku mengkonsumsi obatan, aku bukan izin karena malas-malasan di rumah tapi aku harus istirahat di rumah sakit. Aku hanya tidak ingin di pandang lemah, aku tidak ingin di kasihani dan yang terpenting aku takut jika aku harus kehilangan sahabat terbaik ketika sahabat aku tahu bahwa aku mengidap penyakit kanker jantung.”
“ Kamu tahu kenapa aku lebih memilih sahabat yang super konyol, jail seperti kamu. karena aku tahu sahabat seperti kamu tidak akan pernah aku dapati untuk yang kedua kali nya.”
Fahma pun langsung memeluk afiah. Fahma seakan tidak percaya dengan semua ini, orang-orang akan berfikir bahwa afiah adalah gadis yang hanya bisa memikirkan hari ini saja tanpa bisa memandang hari ke depan nya, semua itu karena kekonyolan nya dengan semua orang. Tanpa mereka sadari semua kekonyolan nya itu berawal ketika ia mengetahui tentang kanker jantung yang bersarang di tubuh nya. semenjak ia tahu itu, hidup nya berubah drastis. Dahulu nya ia adalah gadis normal seperti biasa saja, tidak jail dan yang pasti tidak usil. Ia hanya ingin memberikan kesenangan, canda tawa untuk diri nya sendiri, untuk menghibur diri nya dari fikiran-fikiran yang menghantui nya akibat penyakit yang di derita nya.
“ Afiah, kamu jangan pernah berfikir jika aku akan meninggalkan kamu karena penyakit kamu ini.”
“ Terima kasih fahma. Jika suatu saat aku bertemu dengan allah maka hal yang pertama aku pinta adalah agar allah menurunkan malaikat nya dan menjaga serta mengawasi kamu supaya kamu gak nakal. Terus dengan begitu aku kan bisa tahu gimana keadaan kamu, walaupun kita gak bisa bertemu setidak nya aku bisa tahu keadaan kamu.”
“ Kamu bicara apa sih, kamu harus optimis bahwa kamu tetap ada di samping aku. Oh ya tadi kak saifullah titip salam sama kamu.”
“ Apa, aku gak salah dengar ni. Tumben aja. Seorang KTP kirim salam dengan ku, mimpi apa aku dapat salam dari nya.”
“ Bisa gak sih kamu tuh berhenti untuk tidak memanggil nya dengan sebutan KTP kamu itu, gelar yang kamu berikan itu sangat aneh.”
“ Memang aneh, sama seperti orang nya. kamu kan tau setiap aku bertemu dengan nya selalu saja tidak akur. Ada aja yang salah, lagian pun dia itu anak pesantren dan tahfiz qur’an. Dan yang aku tau dia itu murid pesantren salafi, masa’ dia mau bicara dengan perempuan, berantam dengan ku. berarti kan Cuma KTP nya aja yang pesantren, orang nya gak tau deh.”
“ Afiah dia juga manusia biasa kali, mungkin aja ketidak akuran kalian itu pertanda. Dan mungkin aja dia terkadang mencari masalah dengan kamu karena dia ingin mendapatkan perhatian dari kamu. kalau bukan begitu bagaimana mungkin dia bisa berkomunikasi dengan kamu, ya walaupun cara kalian itu memang sedikit aneh.”
“ Pokok nya sekali KTP tetap KTP, dan aku yakin gelar yang aku berikan pasti cepat tersiar di telinga mahasiswa dan mahasiswi kampus.”
“ Terserah kamu deh, kamu tau gak kenapa Tom & Jerry gak pernah akur, karena mereka ingin mencari perhatian satu sama lain. padahal jika salah satu dari mereka terkena masalah pasti secara spontan mereka membantu nya.”
“ What Ever fahma !!!!” ucap afiah sambil meletakkan tangan nya di dahi.
Bagaimana mungkin fahma tidak sedih ketika mendengar afiah berkata seperti itu, seolah-olah afiah hendak pergi jauh. Sampai-sampai ia ingin mengatakan kepada allah untuk menurunkan malaikat nya dan menjaga fahma ketika afiah tidak bisa menjaga nya lagi. Rasanya fahma ingin menangis di depan afiah, tapi ia teringat pesan afiah bahwa ia sangat benci ketika harus melihat fahma menangis di hadapan nya. afiah sangat banyak mengajarkan kepada fahma tentang ketegaran hidup, ia juga selalu bilang jika kita ingin menghargai hidup maka tersenyum lah ketika engkau menangis dan menangis lah ketika semua orang menutup mata dan tidak melihat kita. Artinya jauh lebih baik ketika kita tersenyum dari pada harus mengeluarkan air mata, karena air mata adalah nilai yang sangat berharga.
Malam nya tetap saja seperti 3 malam yang kemarin, afiah tidak bisa tidur sehingga suster harus memberikan nya obat tidur dengan dosis yang sangat rendah. karena sebenar nya obat tidur tidak baik untuk jantung, apalagi jantung afiah sedang bermasalah. Namun akan jauh bermasalah apabila afiah tidak tidur, mengingat afiah terkadang mengalami Insomnia. Sekitar jam setengah 12 malam syaifullah pun mengirimkan pesan kepada fahma, fahma pun langsung menghubungi nya. beruntung nya afiah sudah tertidur dengan bantuan obat tidur.
Fahma bagaimana dengan keadaan nya?
Kak, mungkin kakak gak akan percaya dengan apa yang fahma bilang.
Apa itu fahma?
Sebenar nya afiah mengidap kanker jantung.
Apa !!! kamu serius fahma?
Fahma juga baru tau tadi, mungkin kalau dokter yang tidak mengatakan nya mungkin afiah tetap merahasia kan nya dari fahma. karena sebenar nya sudah lama afiah mengidap kanker jantung ini. Bahkan ia tetap saja konyol dan jail walaupun keadaan nya seperti ini. Suara kakak kenapa sedih begitu? Kakak khawatir?
Fahma bagaimana mungkin kakak tidak khawatir dengan orang yang selama ini...
Selama ini apa kak, Kakak mencintai nya?
Tidak fahma, ya sudah lah terima kasih atas informasi nya. kamu jaga dia yah disana. Sampai bertemu lagi di kampus.
Mendengar suara syaifullah membuat fahma berfikir jika sebenar nya kekhawatiran syaifullah karena syaifullah memiliki perasaan kepada afiah, CINTA. Mungkin saja, kenapa tidak. Karena sudah mengantuk fahma pun tidur di sebelah afiah. Kalau sudah begini fahma bakalan jadi guling afiah. Dan kejailan afiah pun kembali hadir, tepat nya jam setengah 6 pagi afiah sudah bangun sementara fahma masih tidur. Afiah pun mulai mencoret pipi fahma dengan Eyeliner dengan berbentuk kumis kucing, serta menambahkan sedikit bulatan hitam di bagian ujung hidung fahma, tepat nya seperti hidung badut. Tidak hanya itu bahkan afiah langsung mengambil gambar fahma melalui handphone fahma dan menjadikan nya wallpaper.
Kembali afiah tersenyum-senyum dengan hasil karya kejailan nya. afiah hanya menunggu fahma terbangun sendiri tanpa ingin membangunkan nya. ia tidak sabar untuk melihat reaksi fahma ketika mengetahui sedikit ada perubahan dari wajah nya yang unyuk-unyuk hehehehehe ....
Ketika fahma terbangun dari tidur nya, afiah pun berpura-pura tidur di sofa. Fahma pun baru menyadari perubahan wajah nya ketika ia akan mencuci muka nya di kamar mandi. Ia pun berteriak ...
“ Afiaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh ...............” teriak fahma
“ Sukses  Ahaha ......” Jawab afiah santai
Tanpa berfikir panjang fahma pun mendatangi afiah yang saat itu berpura-pura tidur di sofa tanpa ia mencuci muka nya terlebih dahulu. Fahma pun membuka selimut yang menutupi wajah afiah.
“ Afiah, wajah ku kenapa bisa jadi gini?”
“ Bukan aku, tadi ada suster yang jailin kamu. oh ya tadi ada pesan masuk, ni handphone kamu.”
“ Afiah, terus kamu juga mau bilang kalau wallpaper aku ini juga suster yang buat. Kalau beginian tuh kerjaan kamu. lihat aja nanti pembalasan dari aku.”
“ Aku tunggu” jawab afiah santai sambil tertawa.
Jam 10 pagi fahma pun harus ke kampus karena ada practical dan afiah pun kembali sendiri di dalam ruangan nya, namun bukan afiah jika harus berdiam diri di kamar sendirian. Karena ia tidak di infus ia pun bebas berkeliaran dengan menggunakan baju rumah sakit. Ia pun keluar dari ruangan nya dan saat itu dokter Fadhil melihat nya dan langsung mengampiri nya.
“ Kamu mau kemana, kamu jangan lasak afiah nanti jantung kamu kumat lagi.”
“ Afiah boring sendiri di kamar.”
“ Bagaimana kalau kamu temani dokter makan di kantin, karena tadi dokter belum sempat serapan. Ada pasien yang harus di operasi.”
“ Boleh...”
Setiap afiah keluar dari ruangan nya ia selalu membuat tulisan di tempat tidur, bahkan di pintu kamar nya yang ia tempelkan kertas dan menuliskan kemana ia pergi. Ex: (Afiah ada di kantin). Sementara itu fahma pun mendatangi syaifullah yang saat itu sedang duduk di bawah pohon.
“ Assalamu’alaikum kak..”
“ Wa’alaikum salam fahma.”
“ Kak ada yang mau fahma tanya’ nih. sebenar nya sih pribadi, tapi ini juga penting banget. Tapi kakak jawab jujur yah.”
“ Apa itu fahma?”
“ Kakak mencintai afiah?”
“ Kenapa kamu tanya seperti itu?”
“ Kakak jawab jujur saja.”
“ Bagaimana mungkin kakak bisa menjawab pertanyaan kamu, tapi sebenar nya kakak bingung. Apakah ini perasaan kagum atau apalah itu. tapi yang pasti kakak belum bisa memastikan keadaan perasaan kakak yang sebenar nya.”
“ Kakak tau kan sifat afiah, fahma ingin ia menjadi dewasa mungkin pendewasaan itu bisa melalui kakak.”
“ Kenapa harus kakak?”
“ Karena sebenar nya afiah pernah memiliki perasaan terhadap kakak, namun itu hanya ia pendam, tapi fahma tidak tau bagaimana perasaan nya sekarang. untuk saat ini memang belum ada yang mendekati nya. tapi kakak bisa mencoba nya.”
“ Fahma, maaf sebelum nya kakak tidak bermaksud mematahkan kata-kata kamu. tapi tidak semua perasaan cinta bisa kita sampaikan. Ada kala nya harus memendam ketika waktu itu belum tiba.”
“ Tapi secepat nya kakak harus membuat afiah bahagia, fahma mohon kak.”
“ Kenapa kamu berbicara seperti itu.”
“ Kakak tau kan kondisi penderita kanker jantung bagaimana. Fahma hanya ingin melihat nya bahagia bersama kakak. Jika hati kakak sudah bulat kabari fahma.”
“ Baik lah fahma.”
Hari pun telah berganti kini syaifullah dan afiah pun sudah saling mengetahui tentang perasaan mereka masing-masing. Semua nya berkat sahabat nya fahma yang menyatukan signal-signal cinta suci di antara hati mereka. Namun dengan begitu mereka tidak memiliki hubungan khusus (pacaran) seperti remaja-remaja awam lain nya. dengan begini sifat afiah pun sudah mulai berubah sedikit demi sedikit, perubahan positif dan mengarah kepada pendewasaan. Ini semua juga berkat syaifullah yamg menanamkan sifat kedewasaan terhadap afiah. Memang benar kata-kata orang, jika cinta sudah berbicara apapun bisa berubah. Bahkan hal yang mustahil bisa menjadi kenyataan.
Singkat cerita mereka pun telah menamatkan kuliah nya dan begitu juga dengan hafalan al-qur’an syaifullah. Syaifullah dan afiah pun mulai merancang masa depan bersama, bahkan syaifullah telah menerima semua kelebihan dan kekurangan afiah. Semua kekurangan itu tertutupi dengan cinta yang ia miliki.
Tepat di ulang tahun afiah mereka pun melangsungkan pernikahan, yaitu di tanggal 23 januari. Usai akad nikah mereka pun langsung menuju gedung untuk melakukan resepsi, dan sejauh ini kondisi afiah baik-baik saja. Namun na’as terjadi ketika itu mobil yang mereka gunakan seusai resepsi mengalami kecelakaan saat mereka hendak pulang ke rumah. Rem mobil yang mereka gunakan mengalami kerusakan akibat perbuatan dari teman mereka sendiri yaitu Rama. Dan mengakibatkan syaifullah mengalami luka parah, begitu juga dengan afiah. Mereka pun langsung di larikan ke rumah sakit. Hanya fahma yang mengetahui perbuatan rama. Karena saat itu fahma melihat sendiri perbuatan rama.
Syaifullah dan afiah pun langsung di bawa ke ruang UGD. syaifullah sempat berbicara kepada dokter jika nanti nya ia tidak bisa di selamatkan ia ingin jantung nya di donorkan kepada isteri nya afiah.
“ Afiah, kakak mencintai kamu karena allah.” Ucap syaifullah
“ Kakak, afiah juga mencintai kakak karena allah.” Balas afiah
Saat itu mereka berdua berpegangan tangan. namun pegangan itu terlepas ketika tangan syaifullah terlepas dari genggaman tangan afiah. Dan dokter pun menyatakan bahwa syaifullah telah tiada. Mendengar ucapan dokter membuat jantung afiah kumat. Tanpa berfikir panjang dokter langsung mengambil tindakan dengan membawa afiah dan syaifullah ke ruangan operasi. Sesuai dengan amanah yang dikatakan syaifullah bahwa apabila dia telah tiada ia ingin jantung nya di donorkan kepada isteri nya afiah. Awalnya dokter tidak sangggup untuk melakukan semua ini, tapi dokter jauh lebih tidak sanggup ketika harus melihat kedua nya menghadap illahi dengan waktu yang bersamaan. Karena melihat kondisi afiah yang semakin kritis, dokter pun langsung memindahkan jantung syaifullah ke tubuh afiah dan begitu juga sebalik nya memindahkan jantung afiah ke tubuh syaifullah. Dengan begitu mereka bisa membawa hati orang yang mereka cintai, sekalipun mereka terpisah.
Setelah beberapa hari ia tidak sadarkan diri akibat dari operasi pencangkokan jantung nya kini afiah sudah siuman. Dan nama pertama yang ia ucapkan adalah “Syaifullah”. Bagaimana mungkin afiah harus menghadapi situasi ini, di tinggal mati di saat setelah ijab qabul berlangsung. Perlahan demi perlahan sifat yang tertanam dalam diri syaifullah berpindah kepada afiah, tanpa ia sadari sekarang ia jauh lebih dewasa. bahkan sesekali ia mampu melanjutkan bacaan Al-qur’an ketika ia mendengar ada yang membaca Al-qur’an.
Fahma pun tidak sanggup rasanya melihat kondisi afiah, yang sehari-hari menangis di pusara Alm syaifullah. Fahma pun memberi tahu kepada afiah di balik kecelakaan yang menimpa mereka berdua. Tanpa berfikir panjang afiah mendatangi rama dengan pembawaan nya yang santai dan seolah-olah ia tidak mengetahui pelaku di balik kecelakaan ini.
“ Rama, kamu tau setiap kebaikan yang tertanam, maka kebaikanlah yang tertuai. Dan semua itu terbayar dengan apa yang kita lakukan. Dan kamu tau ada nyawa yang harus di bayar dengan nyawa. Dan kamu harus membayar nyawa orang yang aku cintai dengan ini.!!!!”
Afiah pun langsung menancapkan pisau di perut rama, sehingga nyawa rama tidak bisa tertolong lagi. Afiah pun menuliskan 1 kata “KTP” di tembok dengan darah segar rama. Dan ia menuliskan nya dengan jari telunjuk nya yang bersimbah darah rama. Fahma yang saat itu melihat nya dari jauh bertepuk tangan sambil tersenyum karena melihat keberanian afiah. selama ini kekonyolan yang afiah lakukan selalu ingin membuat orang tersenyum. Namun baru kali ini fahma melihat keHeroan sahabat nya afiah. Jika cinta sudah berbicara, tidak ada satu pun yang mampu menghalangi nya.
Semenjak itu afiah tidak pernah berniat untuk menikah lagi sekalipun ia telah menjadi janda kembang. Setidak nya dia sudah menjadi pengikut Rasulullah sekali pun usia pernikahan nya belum genap satu hari. Baginya hidup dan cinta hanya ada datang sekali, maka sebisa mungkin ia menjaga cinta itu. sama hal nya dengan Alm syaifullah, yang mencintai nya seumur hidup. bahkan cinta afiah ia bawa mati .......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline