Lihat ke Halaman Asli

AIESEC in UNHAS

Official Kompasiana Account of AIESEC in UNHAS

Film "UP" di Dunia Nyata?! Mempelajari Kehidupan dari Kacamata para Lansia di Kota Makassar bersama AIESEC in UNHAS

Diperbarui: 21 Juli 2024   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HFL 8.0 AIESEC in UNHAS berkunjung ke  Asuhan Pangamaseang/dok. AIESEC in UNHAS

Editor : Muh Zhohirul Haq

Makassar, Indonesia -- Juli 2024 -- AIESEC in UNHAS telah melaksanakan program Heroes For Life 8.0 (HFL 8.0) sebagai bagian dari inisiatif Local Projects untuk meningkatkan kesadaran dan empati kaum muda terhadap lansia. Program hybrid yang berlangsung selama empat minggu ini terinspirasi oleh film "UP", yang menceritakan Russel yang berusaha mendapatkan lencana dengan membantu orang tua.

Latar Belakang Heroes For Life 8.0

Heroes For Life 8.0 dilatarbelakangi masih banyaknya lansia di Indonesia yang menghadapi tantangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti menggunakan transportasi umum dan mengakses fasilitas publik. Banyak anak muda yang kurang menyadari dan kurang memperhatikan keberadaan para lansia di sekitar mereka. Data baseline dari Studi Asesmen Kota Ramah Lanjut Usia tahun 2013 menunjukkan bahwa Kota Makassar masih jauh dari kategori kota ramah lanjut usia.

Desy Aliyah Ulhaq sebagai Project Coordinator of EwA LP menjelaskan bahwa jumlah lansia di Makassar tergolong cukup besar, sedangkan kesadaran dan perhatian anak muda terhadap keberadaan lansia dianggap masih kurang. "Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional, rasio penduduk lansia di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Jurnal yang ada juga menunjukkan bahwa Makassar memiliki jumlah lansia terbanyak kedua di Sulawesi Selatan, yaitu sebanyak 79.581 jiwa" ungkapnya.

Kegiatan Online dan Offline Heroes For Life 8.0

Program HFL 8.0 yang dijalankan oleh AIESEC in UNHAS ini berlangsung secara hybrid (online dan offline). Selama kegiatan online, peserta mendapatkan banyak materi dan pengetahuan baru dari para pembicara yang luar biasa. Peserta mempelajari tentang SDGs 3 dan pentingnya menumbuhkan rasa empati terhadap lansia. Mereka juga mengikuti berbagai workshop membahas tentang lansia, seperti siapa itu lansia, masalah kesehatan yang sering dihadapi lansia, peran anak muda terhadap lansia, dan pengalaman hidup para lansia yang kiranya dapat menginspirasi bagi anak muda. Sesi workshop juga dilengkapi dengan diskusi kelompok di mana peserta saling berdiskusi tentang studi kasus dan menyampaikan pendapat mereka.

Sedangkan untuk Kegiatan offline utama HFL 8.0 adalah kunjungan ke Panti Asuhan Pangamaseang. Di sana, peserta bertemu dengan para oma dan opa yaitu panggilan akrab untuk lansia di Panti Pangamaseang. Selain berkunjung, peserta memberikan edukasi tentang perawatan lansia, bermain game, melukis, dan melakukan pemeriksaan kesehatan.

Pengalaman Tak Terlupakan di Panti Asuhan Pangamaseang

Kunjungan ke Panti Asuhan Pangamaseang memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi peserta dan para lansia. Para lansia sangat senang dengan kedatangan peserta HFL yang mendatangkan keceriaan, salah satunya bagi Oma Emi. Oma Emi menceritakan bahwa ia sangat gembira bisa bertemu orang baru untuk diajak bercerita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline