Lihat ke Halaman Asli

AIESEC in Surabaya

Akun Press Release AIESEC in Surabaya

Mengenal "Toxic Productivity" Melalui Bhattara Edu Series (Berries) AIESEC in Surabaya 2023

Diperbarui: 17 Juni 2023   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan “Toxic Productivity” Berries

Surabaya - AIESEC in Surabaya menggelar sebuah kegiatan mengenai edukasi tentang “Toxic Productivity” pada Jumat, 2 Juni 2023. Bhattara Edu Series (Berries) merupakan sebuah program internal dari Talent Management AIESEC in Surabaya yang diarahkan kepada member AIESEC in Surabaya yang bertujuan untuk membina dan memberikan edukasi mengenai hal-hal yang informatif. Pada Berries sebelumnya, Berries dilaksanakan melalui postingan feeds di instagram @nirvanaground mengenai informasi tentang penggunaan HR Tools dan scholarship.

Berries “Toxic Productivity” mengundang faci atau Facilitator dari alumni AIESEC in Surabaya 22.23, yaitu Tasya Octavianes Tarigan yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Local Vice President of Brand Marketing AIESEC in Surabaya pada term 22.23. Dengan sekitar 20 peserta, serangkaian acara Berries “Toxic Productivity” dibuka oleh MC, Jessica Christie yang selanjutnya diambil alih oleh kak Tasya.

Dalam kegiatan “Toxic Productivity” Berries ini kak Tasya membuka materinya dengan beberapa pertanyaan seperti “Apakah anda pernah mengalami sebuah tekanan untuk tetap produktif?”, “Apakah anda pernah membuat ekspektasi yang tidak realistis?” dan beberapa pertanyaan lainnya. Kak Tasya menjelaskan bahwa jika anda pernah mengalami hal tersebut, maka anda pernah atau sedang mengalami Toxic Productivity. Kak Tasya mengatakan bahwa Toxic Productivity merupakan fokus yang tidak baik dan berlebih kepada produktivitas, dimana produktif yang sebenarnya ada keseimbangan antara pekerjaan dan beristirahat. Kak Tasya juga mengatakan bahwa sebaiknya kita lebih memperhatikan kualitas bekerja kita daripada kuantitas dalam pekerjaan kita. Apabila hasil pekerjaan kita berkualitas dengan baik, maka itu jauh lebih baik daripada banyaknya kuantitas pekerjaan yang kita lakukan. Kak Tasya pun memberikan beberapa cara untuk memprioritaskan kesehatan mental kita dari Toxic Productivity, diantaranya adalah dengan menetapkan tujuan dalam suatu pekerjaan yang kita lakukan; melakukan perawatan diri seperti skincare dan melakukan kegiatan yang kita senangi; menetapkan batas-batas seperti hal apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan sesuai dengan kemampuan tiap individu; merangkul ketidaksempurnaan dan berani untuk belajar dari kesalahan masa lalu; dan cara yang terakhir yaitu mengolah lingkungan yang suportif. Nah, dengan cara-cara tersebut, maka kita dapat terhindar dari Toxic Productivity.


Gambar 2. Materi “Toxic Productivity” yang disampaikan oleh Facilitator

Kegiatan “Toxic Productivity” Berries ini tidak hanya penyampaian materi dari Facilitator, namun Berries kali ini juga memberikan kesempatan bagi pesertanya untuk bertanya, berpendapat, dan membagikan cerita mereka terkait dengan Toxic Productivity. Peserta dalam kegiatan Berries kali ini cukup aktif selama kegiatan berlangsung, terbukti dengan ramainya kolom chat zoom dan ada beberapa peserta yang langsung menggunakan fitur “raise hand”. Setelah sesi tanya jawab dan sharing berakhir, maka saatnya kegiatan ditutup dengan dokumentasi bersama para panitia, facilitator, dan para peserta.

Dengan diselenggarakannya “Toxic Productivity” Berries, diharapkan para peserta dapat mengatur waktu mereka dalam berproduktivitas, dan memberikan kesempatan diri mereka untuk beristirahat. Karena sejatinya kita harus lebih memperhatikan kualitas pekerjaan daripada kuantitas pekerjaan kita. (Talent Development AIESEC in Surabaya 23.24)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline