Lihat ke Halaman Asli

AIESEC in Bandung

Nonprofit Organization

Aksi Mahasiswa UPI mempertahankan Pendidikan Berkualitas, Malala Social Project AIESEC in Bandung dan LPPM UPI

Diperbarui: 24 Agustus 2021   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Kegiatan Malala Social Project, AIESEC in Bandung dan LPPM UPI

Sistem pendidikan di Indonesia kini mengalami tantangan di tengah pandemi Covid-19. Bank Dunia menyebut bahwa sebanyak 62.5 juta murid di Indonesia telah terdampak oleh pandemi tersebut dikarenakan peniadaan pertemuan di sekolah secara fisik dan konvensional sejak bulan Maret 2020 (World Bank Blogs, 2020). Pembelajaran secara daring di rumah telah diimplementasikan, namun terdapat berbagai hambatan seperti lemahnya infrastruktur jaringan, tidak meratanya fasilitas yang dimiliki murid dan guru, serta hambatan berupa tenaga pengajar dan murid yang tidak menguasai penggunaan teknologi yang dibutuhkan. Maka, kualitas dari pendidikan yang didapatkan oleh sebagian besar murid di Indonesia memasuki kondisi dipertaruhkan

Logo AIESEC in Bandung

Logo Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh karena itu, AIESEC in Bandung dan LPPM UPI bekerja sama untuk mengadakan Malala Project, sebuah inisiatif yang bertujuan memberdayakan anak-anak yang kurang beruntung di Bandung dengan memberikan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan Sustainable Development Goal (SDG) no.4: Pendidikan Berkualitas (Quality Education). Pada Malala Project kali ini, sekitar 25 mahasiswa UPI diterima sebagai relawan lokal yang kemudian akan bekerja sama dengan relawan internasional agar mengajar anak-anak di beberapa panti asuhan di Bandung, yaitu PSAA Taman Harapan Muhammadiyah, Panti Asuhan Baitul Arief, dan Rumah Yatim Al-Hadiyyin. Salah satu kegiatan pengajaran tersebut adalah Teaching Day. 

Pada setiap Teaching Day, para relawan yang disebut Changemakers akan memberikan materi pelajaran sesuai kurikulum yang telah dibuat kepada anak-anak panti asuhan. Kemudian, para Changemakers akan menyampaikan materi dengan media yang bervariasi seperti permainan, video, kuis, gambar, eksplorasi kata, dan lain-lain. Setiap Changemakers, relawan internasional, dan siswa akan memasuki ruang Zoom yang telah disediakan yang kemudian akan dipecah kembali menjadi breakout room yang lebih kecil sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan selama pembelajaran kurang lebih 2.5 jam. Kegiatan Teaching Day yang diselenggarakan sebanyak enam kali memiliki jadwal pelajaran yang berbeda setiap harinya, yaitu: English, Social Sciences, Art & Technology, Moral & Ethics, dan Nasionalisme.

Menurut kesaksian para relawan, program Teaching Day telah memberikan pengalaman baru untuk menjadi lebih adaptif terhadap kondisi apapun selama kegiatan ajar-mengajar. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi infrastruktur jaringan yang sangat buruk di tempat beberapa murid memang menjadi hambatan, begitu pula dengan keterbatasan bahasa yang dialami para relawan lokal, relawan internasional, dan murid. Namun, hal ini telah membuka perspektif para relawan terhadap realita dari situasi dunia pendidikan di Indonesia, sehingga diharapkan bahwa pengalaman ini membentuk motivasi para relawan untuk lebih memajukan pendidikan. Selain itu, para relawan juga membentuk hubungan dengan para murid.

Dokumentasi Kegiatan Malala Social Project, AIESEC in Bandung dan LPPM UPI

Berikut adalah detail dari kegiatan Teaching Day yang diadakan oleh Malala Project:

1. Minggu, 25 Juli 2021: English

  • SD: Basic vocabulary, Spelling bee, Self-introduction, Basic conversation

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline