Mau cari istri ????
“Hari gini butuh modal, Mas” gurau sahabatku, pada teman lelakinya ketika kami sedang ngumpul di satu Resto.
Kami pun berkelakar, “Paling tidak tuh laki harus punya kepribadian. Maksudnya, punya rumah pribadi, punya mobil pribadi, punya deposito pribadi, punya perusahan pribadi, dan punya pribadi-pribadi yang lainnya……”
Hahahahaaaa…. “EGP, emang gue pikirin,” sahutnya santai sambil tertawa.
3 tahun sudah pertemuan itu terjadi. Tiba-tiba BlackBerry Group menampilkan upload-an foto yang menggelitik hati :
[caption id="attachment_160811" align="alignnone" width="333" caption="foto nyomot dari BlacBerry Group"][/caption]
“Lah, terus kapan dong nikahnya?”
“Yah kalau modal sudah terkumpul,” tulis temanku di BBG, disertai icon tutup wajah.
Memilih istri –kata sebagian teman laki-lakiku- tidak semudah membalikkan tangan. Jauh lebih mudah memilih pacar dibandingankan istri. Hati dan otak sama-sama berperan. Doa menjadi landasannya. Kalau terbawa emosi, bisa berakhir dengan kekecewaan. Padahal, harapan dari sebuah perkawinan, adalah hubungan yang tidak hanya dilandasi cinta kasih, kesetiaan, pengertian, saling menghargai, dan komitmen, tapi juga ketulusan dan keikhlasan hati menerima pasangan apa adanya.
Saya ingat betul nasehat seorang motivator pada saya ketika saya akan mencari jodoh, berikut 10 kriteria suami ideal … *sambil buka-buka buku catatanku yg sudah usang* … :
- Punya cinta dan kasih sayang dalam jiwanya. Intinya, kalau istri punya kelemahan, istri tidak boleh dicaci maki, dimarahi, apalagi dibenci. Tutupilah kelemahan istri.
- Bisa menundukkan egonya, jadi mau mengalah dan ada banyak maaf di dalam dirinya. Yang paling sulit, adalah mudah meminta maaf kalau berbuat salah.
- Membahagiakan istrinya sehingga istri nyaman dan tenang. Bukan dari harta, tapi hal-hal yang dapat menyentuh hati dan perasaannya.
- Selalu melihat sisi kebaikan dan kelebihan istri. Lengkapilah kekurangan yang ada pada istri.
- Memiliki peta kasih yang lengkap pada istrinya, sehingga suami tahu pikiran istri, istri tahu pikiran suami.
- Selalu mendekat pada istri, bukan menjauh apapun kondisi hati suami, walaupun sedang emosi sekalipun.
- Punya keterampilan berumahtangga, bukan hanya pintar mencari nafkah. Urusan rumah bisa dikerjakan bersama-sama.
- Selalu mendorong istri untuk maju, berkembang, dan berprestasi.
- Tampak ‘young and fresh’ di hadapan istri. Ingat, jangan mengangap bahwa hanya istri yang harus berdandan dan wangi di rumah, istri pun menginginkan hal yang sama pada suaminya.
- Selalu memperbaharui makna ikatan pernikahan. Selalu diperkuat dan dibuat semakin kokoh.
Jadi, poin keberapakah suami yang punya ‘kepribadian’? ….
Seperti guyonan segar teman saya, “kalau hati sudah greng, buruan ditembak!” …
Upsssss….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H