Lihat ke Halaman Asli

Aidi Kamil Baihaki

Berusaha melinearkan membaca dan menulis

Kurikulum Harus Berubah

Diperbarui: 19 Desember 2024   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mencuri Dari Proyek Kurikulum Baru?

Sudah sejak puluhan tahun lalu saya mendengar kalimat "Pergantian menteri (pendidikan) berarti adalah perubahan kurikulum". Kalimat tersebut merupakan kesimpulan dari sebuah kenyataan bahwa setiap pergantian pemerintah pasti diikuti dengan perombakan kabinet kementerian, di antaranya adalah Menteri Pendidikan. Dan setiap kali Menteri Pendidikan berganti, setiap kali itu pula terjadi pergantian kurikulum. Maka tidak berlebihan jika timbul anggapan bahwa perubahan kurikulum sekedar demi mencari fee dari sebuah proyek, misalnya dari kegiatan sosialisasi, pengadaan buku, pelatihan dan lain sebagainya.

Kurikulum seharusnya berjalan minimal selama 12 tahun, dan dapat dievaluasi setelah lewat batas minimal tersebut. Mengapa? Karena berdasarkan sistem Pendidikan kita yang memberlakukan Wajib Belajar 12 tahun. Suatu produk yang manfaat pemakaiannya terkait dengan rentang waktu, maka hanya dapat dinilai / dievaluasi setelah rentang waktu tersebut terlewati. Hal seperti itu dapat dicontohkan dengan suatu perawatan tubuh menggunakan ramuan tertentu yang mengharuskan pemakaian rutin selama beberapa hari. Jika hanya menggunakan sekali dua kali, kita tidak bisa membuat kesimpulan berhasil atau gagalnya ramuan yang dipakai.

Begitu pun dengan kurikulum, jika diberlakukan hari ini di kelas satu sekolah dasar, maka harus menunggu hingga siswa kelas satu ini selesai menempuh keseluruhan masa pembelajaran wajibnya selama 12 tahun untuk dapat dievaluasi apakah kurikulum yang dipakai memenuhi harapan atau tidak. Demikianlah seharusnya jika kurikulum tersebut memang benar-benar dirancang untuk memenuhi harapan di masa depan.

Kenyataannya, di antara beberapa kurikulum kita pernah berlaku kurang dari lima tahun. Suatu hal yang boleh dilakukan tapi tidak sesuai dengan prinsip evaluasi.

Perkembangan terakhir situasi setelah pergantian Presiden dan dilantiknya Menteri Pendidikan dalam kabinet yang baru, nampak sekali gelagat adanya pergantian kurikulum. Apa pun alasannya.

Semua ulasan saya di atas sebagian adalah benar dan sebagian belum tentu benar. Tergantung perspektif kita memandang dari arah sudut yang mana. Pro-kontra pasti ada di hampir semua peristiwa. Saya meyakini bahwa setiap pandangan mempunyai latar belakang pemikiran masing-masing sehingga tidak bisa dianggap salah secara serta merta.

Perubahan adalah Kunci Kemajuan

Perubahan kurikulum adalah langkah penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum yang baik harus bisa mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Jika kurikulum tidak diperbarui, maka siswa akan sulit untuk bersaing di era global yang terus berubah. Berikut adalah beberapa alasan pentingnya perubahan kurikulum.

1.Mengikuti Perkembangan Teknologi

Dunia teknologi berkembang sangat cepat. Beberapa pekerjaan baru muncul karena perkembangan ini, seperti ahli data, pengembang perangkat lunak, atau spesialis kecerdasan buatan. Kurikulum lama mungkin tidak mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk profesi tersebut. Perubahan kurikulum memastikan siswa mempelajari ilmu yang lebih relevan dan sesuai dengan tuntutan zamannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline