Lihat ke Halaman Asli

Aidi Kamil Baihaki

Membaca dan menulis demi bakti literasi

Setara Pada Akhirnya (Percakapan Dua Sandal)

Diperbarui: 21 Maret 2022   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Huffff...!"

Pakola menghempaskan nafasnya yang tertahan agak lama. Akhirnya ia keluar juga dari tong pengap, tempat berkumpulnya dengan sampah-sampah basah. Nasi basi, bangkai tikus, buah busuk, dan softex yang menindihnya sejak pagi tadi.

Kini Pakola teronggok di atas truk pengangkut sampah yang akan membawanya ke tempat lebih layak. Sebagaimana seharusnya ditakdirkan.

Beruntung, di bak truk, dia berada di posisi paling atas. Setidaknya perjalanannya akan menyenangkan karena terelus-elus angin.

Hampir satu jam perjalanan menuju TPA, di mana Pakola kemudian digelontorkan dari bak truk, teronggok bersama ribuan jenis barang yang tak diperlukan lagi oleh tuannya.

"Hai, Selamat datang di kerajaan sampah!" Tiba-tiba sebuah suara menyapa Pakola. Persis di paling atas onggokan sebelah. Suara itu berasal dari Meli, si sandal jepit yang sudah kehilangan pasangannya. "Semoga kau betah di sini.." Ujarnya penuh basa-basi.

Siapa sih, yang bisa betah di sana tanpa keterpaksaan?

"Aku Pakola. Namamu sia..."

Belum lagi Pakola menyelesaikan pertanyaannya, Meli sudah nyeletuk. "Ya, Aku sudah tahu!"

Pakola terkejut, "Benarkah? Tahu dari siapa?"
Meli nyengir, "Kan kamu yang menyebutkan barusan?"

"Oooh...!" Pakola tersenyum kecele.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline