Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Overqualified tapi Stuck, ASN S2 Hadapi Realitas Pahit

Diperbarui: 25 Maret 2025   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ASN (Shutterstock via KOMPAS.com)

"Kok ASN S2 Kerjanya Begini-begini Saja?”

Pernah dengar keluhan semacam itu? Atau mungkin malah pernah merasakannya sendiri?

Bayangkan seorang ASN yang telah bersusah payah menyelesaikan S2. Harapannya tentu bisa naik jabatan atau mendapatkan pekerjaan yang lebih menantang. 

Namun, begitu kembali ke kantor. Kenyataan pahit menampar. Posisinya tetap sama. Tugasnya tetap monoton. Dan gelar yang disandang tidak lebih dari sekadar tambahan di belakang nama.

Salah satu contoh nyata dari fenomena ini adalah seorang ASN bergelar Magister Kesehatan di RSUD Anugerah Tomohon yang malah ditugaskan sebagai admin laundry (IG @Sharing.ASN). 

Kisah ini viral. Dan menunjukkan betapa sistem birokrasi kita sering tidak siap menampung tenaga kerja berpendidikan tinggi.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) bukannya diam. Mereka berencana mempermudah prosedur izin belajar. Dan pencantuman gelar bagi ASN. Seperti dilaporkan oleh Kominfo Magetan dan Padek Jawa Pos

Tapi, pertanyaannya. Apakah kebijakan ini benar-benar bisa menyelesaikan masalah? Atau hanya sekadar formalitas?

Ambisi ASN vs Realitas Birokrasi

Seleksi CPNS 2018 di Kementerian PANRB. (Dok. Kementerian PANRB via Kompas.com)

Fenomena ASN overqualified ini berakar dari dua faktor utama. Dorongan individu dan ketidaksiapan sistem.

Di satu sisi, banyak ASN ingin meningkatkan pendidikan mereka. Ada yang kuliah S2, atau S3. Karena memang ingin menambah ilmu. Ada yang berharap naik jabatan lebih cepat. Dan ada juga yang sekadar ikut tren. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline