Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Sayang Anak Boleh, Privasi Jangan Lengah

Diperbarui: 25 Januari 2025   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak di dunia digital. (KOMPAS/SUPRIYANTO)

Pentingnya privasi anak di dunia maya. Orang tua, bijaklah dalam berbagi momen mereka di media sosial

Dulu, foto anak-anak kita paling banter ya cuma dipajang di album keluarga, atau dicetak terus dikasih ke kakek nenek.  

Lingkupnya terbatas banget.  Tapi sekarang, dengan sekali klik, foto anak kita bisa dilihat jutaan orang di seluruh dunia. Keren, sekaligus ngeri-ngeri sedap.  

Kerennya karena kita bisa berbagi kebahagiaan sama banyak orang, ngerasa terhubung sama banyak orang secara online.  

Ngerinya, privasi anak kita jadi rentan, keamanan mereka juga bisa terancam.

Data di Balik Layar Sharenting

Mungkin masih ada yang skeptis, "Ah, risiko sharenting paling cuma cyberbullying doang, itu juga jarang kejadian".  

Tapi, jangan salah.  Menurut studi dari University of Michigan yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics, jejak digital anak yang dimulai sejak dini melalui sharenting dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang signifikan.  

Bahkan, UNICEF dalam laporannya tentang Keadaan Anak-Anak di Dunia 2021,  menekankan bahwa data pribadi anak di era digital sangat rentan dan perlu perlindungan ekstra.  

Ini bukan cuma soal iseng-iseng posting, tapi ini soal masa depan anak kita.

Lebih konkret lagi, studi dari firma keamanan siber AVG menemukan bahwa pada tahun 2015, diperkirakan lebih dari setengah anak-anak di Inggris Raya sudah memiliki jejak digital online bahkan sebelum mereka mencapai usia enam bulan, sebagian besar karena sharenting. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline