Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Ironi Makam Palsu, Bisnis Berkedok Spiritual

Diperbarui: 25 Januari 2025   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ziarah kubur. (KOMPAS/DIDIE SW)

Makam palsu di Jawa, mengungkap ironi spiritualitas yang tergerus bisnis wisata religi dan kepentingan sesaat.

Bahas soal makam keramat, awalnya mungkin terdengar mistis atau bahkan sedikit seram. 

Tapi, kalau kita telusuri lebih dalam, fenomena makam keramat palsu ini ternyata menyimpan cerita yang lebih kompleks, bahkan cenderung menggelitik.  

Ini bukan sekadar soal kepercayaan atau dunia gaib, tapi juga soal bagaimana spiritualitas itu sendiri bisa jadi lahan bisnis yang subur, terutama di pulau Jawa.

Jawa dan Magnet Wisata Religi

Pulau Jawa, memang punya daya tarik wisata religi yang luar biasa.  

Kita punya jejak para wali, makam-makam tokoh agama, petilasan bersejarah, yang semua itu menjadi magnet bagi jutaan peziarah setiap tahunnya.  

Ziarah bukan cuma sekadar ritual agama, tapi sudah jadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat kita.  Orang datang bukan hanya untuk berdoa, tapi juga mencari ketenangan, inspirasi, atau bahkan keberuntungan.

Di tengah ramainya wisata religi ini, muncul fenomena yang cukup mengusik, yaitu makam keramat palsu. 

Seperti diungkap Tirto.id, pembongkaran makam-makam palsu di berbagai daerah, seperti Ngawi dan Mojokerto, justru menegaskan bahwa wisata religi ini sudah jadi primadona bisnis di Jawa. 

Ini bukan lagi sekadar tentang kekhusyukan atau spiritualitas murni, tapi sudah ada sentuhan kalkulasi ekonomi di dalamnya.

Dari Mimpi hingga Mesin Uang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline