Lihat ke Halaman Asli

Aidhil Pratama

TERVERIFIKASI

ASN | Narablog

Pesan Diplomatik Tersembunyi di Balik Relokasi Gaza

Diperbarui: 22 Januari 2025   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi relokasi pengungsi. (KOMPAS/HERYUNANTO)

Relokasi Gaza ke Indonesia, wacana kontroversial yang menguji diplomasi, keadilan, dan konsistensi dukungan Palestina.

“Indonesia akan menjadi tempat relokasi warga Gaza.” Pernyataan ini bukan datang dari sembarang orang, melainkan dari Steve Witkoff, anggota tim transisi Pemerintahan Donald Trump, dalam sebuah wawancara di NBC News. 

Reaksi khalayak? Campuran antara kebingungan, skeptisisme, dan sedikit emosi.  

Namun, Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan cepat membantahnya. Mereka menegaskan bahwa tidak ada komunikasi resmi dari pihak AS mengenai rencana ini (Liputan6). 

Lalu, mengapa ide ini muncul? Apakah ini sekadar gagasan ngawur? Atau sebenarnya ada pesan diplomatik tersembunyi yang perlu kita cermati?  

Gagasan Relokasi, Lebih dari Sekadar Ide Kosong 

Dalam wawancaranya, Witkoff menyebutkan Indonesia sebagai salah satu opsi untuk relokasi warga Gaza dalam konteks rekonstruksi pasca-perang. 

Pernyataan ini dengan cepat menyebar melalui media seperti Times of Israel dan memicu berbagai spekulasi. Namun, gagasan ini tidak memiliki dasar kebijakan yang jelas, baik dari AS maupun Israel.  

Jadi, jika bukan kebijakan resmi, apa tujuan dari pernyataan ini? 

Analisis menunjukkan bahwa ini lebih merupakan pesan simbolik ketimbang rencana konkret. 

Sebagai negara yang secara konsisten mendukung Palestina di PBB, Indonesia sering kali dianggap sebagai duri dalam strategi diplomatik AS terkait konflik Israel-Palestina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline